REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Sebuah diskusi daring yang dilakukan Lembaga Fatwa Mesir, Dar Ifta mendapati sebuah pertanyaan tentang hal-hal yang terjadi saat seseorang meninggal. Peserta diskusi itu menanyakan tentang kondisi jasad yang dimakan cacing dan pengaruhnya kepada orang yang sudah meninggal.
Dilansir dari Elbalad, kondisi seseorang saat meninggal kemudian memasuki alam barzakh bergantung dari amal perbuatan saat masih hidup.
Orang yang meninggal akan merasakan siksaan saat di kubur, seperti saat dimakan cacing jika dia tergolong orang yang tidak mendapat rahmat Allah SWT.
Orang yang mati dijelaskan akan merasakan gigitan cacing saat hewan itu memakannya. Ini semua tergantung pada perbuatannya yang dia lakukan di dunia ini. Jadi jika orang itu saleh, maka Allah SWT tidak membuatnya merasakan hancurnya tubuhnya.
Karena hal ini merupakan bagian dari azab Allah bagi orang-orang yang ingkar dan kafir. Bertentangan dengan rahmat Allah SWT yang diturunkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang saleh saat di dalam kubur.
Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Umar RA juga dijelaskan, seseorang yang telah meninggal akan berpisah antara ruh dan tubuhnya. Ruh akan ada dalam genggaman Allah SWT. Tetapi jika seseorang itu musyrik atau durhaka, maka Allah SWT dapat membuatnya merasa bahwa cacing telah memakan tubuhnya, dan itu adalah azab dari-Nya.
Apapun kondisi yang terjadi pada seorang hamba saat meninggal nanti, yang terpenting bagi orang yang beriman adalah mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk akhirat. Hal ini agar manusia dapat lolos dari siksaan kubur hingga neraka. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Sungguh, kubur merupakan tempat pertama dari akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka yang berikutnya akan lebih mudah. Namun, jika ia tidak selamat, maka yang berikutnya akan lebih keras lagi.”
Sumber: elbalad