REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana memperluas pengetesan PCR terhadap siswa dan guru yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Pengetesan PCR saat ini dilakukan 10 persen dari total sekolah yang melaksanakan PTM.
Dinas Kesehatan Kota Bandung melansir siswa dan guru di 157 sekolah telah dilakukan tes PCR dari target sebanyak 212 sekolah. Sampel yang sudah diperiksa sebanyak 5.993 dengan hasil yang sudah keluar sebanyak 3.530 sampel. Hasil positif 117 orang atau 3 persen dan negatif 3.413 orang atau 97 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mendorong agar seluruh sekolah yang menggelar PTM terbatas dilakukan tes PCR tidak hanya kepada sekolah yang dijadikan sampel. Kebijakan tersebut didorong sebab aktivitas PTM di sekolah yang bukan sampel dijamin bebas Covid-19.
"Ini ada peluang secara keseluruhan tidak hanya sekolah dijadikan sampel, kalau saya ingin menyeluruh saja. Karena siapa yang memberikan jaminan yang tidak jadi sampel itu aman makanya kita harus dorong," ujarnya di Balai Kota Bandung, Rabu (27/10).
Ia menuturkan, bagi sekolah yang didapati siswa dan guru terpapar Covid-19 melebihi 5 persen harus menghentikan terlebih dahulu PTM terbatas. Apabila kondisi sudah terkendali dan yang terpapar sembuh maka dapat kembali melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Baca juga : DPR Usul Transportasi Jarak Dekat tak Perlu Tes PCR
"Saya per hari ini mendapatkan informasi 22 sekolah yang dihentikan PTMT kalau ini bagian dari konsekuensi dan kita tidak akan berhenti surveilans karena harus dikejar keberadaan kesehatan tenaga pengajar, utama juga anak-anak siswa didik," ujar dia.
Ema melanjutkan, sekolah yang menghentikan PTMT kembali melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ia menambahkan, siswa dan guru yang terpapar Covid-19 dikategorikan terpapar dengan kondisi ringan.
"Informasi dari dinkes tidak ada berat ini mungkin ringan bagi saya apapun harus segera ditangani dan ini semua sudah bergerak dan puskesmas sudah melakukan proses lebih lanjut," katanya. Ema menambahkan, puskesmas harus melakukan pelacakan terhadap kontak erat.