REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Harga hasil perkebunan Provinsi Maluku berupa cengkih di Kota Ambon yang sebelumnya bertahan di Rp 111 ribu per kilogram, kini mulai bergerak turun hingga mencapai Rp 101 ribu. Hal itu dipengaruhi fluktuasi harga di pasar utama Surabaya.
Dari pantauan di sejumlah gudang pengumpul hasil rempah-rempah di Jalan Setia Budi, Kota Ambon, Rabu (27/10), harga cengkih yang ditawarkan oleh pedagang pengumpul Rp 101 ribi per kilogram (Kg), harga ini turun dari sebelumnya Rp 111 ribu per Kg.
Seorang pedagang pengumpul, Evi, mengakui sedang ada perubahan harga komoditi cengkih terjadi di Surabaya. Hal itu mempengaruhi harga cengkih yang bisa ditawarkan kepada para petani dari berbagai wilayah di Maluku yang menjual hasil panen mereka di Kota Ambon.
"Walau pun demikian, masih banyak petani yang datang untuk menjual hasil panen 2020 yang mereka simpan sambil menunggu harga yang terbaik," ujar Evi.
Menurut dia, saat ini tidak ada masa panen cengkih di Maluku, kecuali sebagian di Maluku Barat Daya yang memasuki masa panen. Dia menjelaskan, harga komoditi yang satu ini memang terjadi perubahan sejak pertengahan Juli 2021.
Saat itu harga cengkih mencapai Rp 105 ribu per Kg, kemudian turun. Lalu memasuki awal Oktober 2021 naik lagi hingga mencapai Rp 111 ribu per Kg. Kini terjadi perubahan sejak tiga hari yang lalu turun menjadi Rp 101 ribu per Kg.