REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Amerika Serikat (AS) dan Turki dilaporkan menggelar dialog tentang sengketa jet tempur F-35 Joint Straight Fighter. Pentagon mengumumkan hal ini pada Rabu (27/10) waktu setempat.
Juru bicara Letnan Kolonel Anton Semelroth mengatakan, pejabat tinggi Pentagon Andrew Winternitz dan Melissa Benkert memimpin delegasi AS ke Ankara pada 27 Oktober untuk diskusi penyelesaian perselisihan menyoal penghapusan program F-35. Mereka bergabung dengan delegasi dari Kementerian Pertahanan Turki.
"Pertemuan itu menunjukkan komitmen Pemerintah Amerika Serikat untuk menyimpulkan dengan hormat keterlibatan Turki sebelumnya dalam program F-35," kata Semelroth dalam sebuah pernyataan seperti dikutip laman Yeni Safak, Kamis (28/10).
"Diskusinya produktif, dan para delegasi berencana untuk bertemu lagi dalam beberapa bulan mendatang di Washington, D.C," ujarnya menambahkan.
AS di bawah mantan Presiden Donald Trump mengeluarkan Turki dari program pesawat tempur siluman F-35 pada 2019. Keputusan Trump kala itu karena pembelian sistem anti-udara S-400 canggih Rusia oleh Ankara.
Menurut pejabat AS, pembelian Turki menimbulkan risiko bagi F-35, termasuk kemungkinan bahwa Rusia diam-diam bisa menggunakan sistem untuk mendapatkan rincian rahasia pada jet.
Turki telah mempertahankan haknya membeli senjata sistem Rusia setelah gagal mengakuisisi sistem rudal permukaan-ke-udara Patriot Raytheon. Ankara juga mengatakan S-400 tidak menimbulkan risiko bagi F-35.
Turki memesan sekitar 100 F-35. Sektor pertahanannya berperan penting dalam pengembangan dan pembuatan jet tempur generasi kelima.
Baca juga : Pilih Ali Sadikin Atau Ataturk?