REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam penyerahan piala Bhayangkara Mural Festival 2021 di Jakarta, Sabtu, menyampaikan harapannya agar masyarakat ikut menjaga Polri sehingga lebih dekat dan dicintai oleh masyarakat. Tampil sebagai juara satu Bhayangkara Mural Festival 2021 muralis dari DKI Jakarta La Ode Umar yang melukis gambar berupa kritikan terhadap Polri.
"Sekali lagi terima kasih peran serta seluruh rekan-rekan dan jaga kami untuk bisa jadi Polri yang lebih baik, Polri yang dekat dengan masyarakat dan Polri yang dicintai masyarakat," kata Sigit.
Sebanyak 80 seniman dan muralis mengikuti acara puncak Bhayangkara Mural Festival 2021 tingkat Mabes Polri. Dari 80 karya seni tersebut dinilai dan seleksi oleh dewan juri profesional. Dipilih 10 orang pemenang.
Kesepuluh orang pemenang tersebut, terdiri atas tujuh pemenang harapan, dan sisanya merupakan juara pertama, kedua dan ketiga.Sigit dalam sambutannya, mengatakan hasil penilaian dewan juri yang independen telah memilih satu karya seni yang berani mengkritik Polri sebagai juara pertama.
"Kritik ini tentunya akan kami terima dan juga ini adalah aspirasi harapan masyarakat tentang perbaiki Polri ke depan," ujar Sigit.
Juara pertama Bhayangkara Mural Festival 2021, La Ode Umar (29) dari DKI Jakarta melukis gambar yang berisi tentang berita-berita penegak hukum (Polri) yang pandang negatif oleh masyarakat, mulai dari sikap anarkis, hingga pungutan liar.
Visual yang ditampilkan seperti anggota polisi menangkap monalisa, sebagai kritikan tentang pembungkaman karya seni. Kemudian gambar dewi keadilan yang matanya tertutup, tetapi timbangannya berat diisi koin emas, dan uang yang menempel di tubuhnya tertulis "hukum yang memihak", sebagai kritikan bahwa hukum memihak mereka yang memiliki uang.
Lalu, gambar petugas razia kendaraan, tetapi membiarkan kendaraan pelat merah melintas, sebagai kritikan tentang razia menyasar masyarakat tapi mengabaikan kendaraan milik pemerintah. La Ode juga menggambar visual sosok polisi yang menakutkan, yang mencerminkan tentang oknum polisi yang sering menakuti masyarakat, sehingga ketika masyarakat ingin melapor lebih baik diam tidak jadi melapor.
La Ode juga menampilkan visual Bunga Bangkai di bawah patung dewi keadilan."Inikan bunga bangkai itu saya gambarin ketika keadilan itu sudah disepelekan lama-lama tercium juga bau busuknya, walaupun sudah benar-benar dipublikasikan bahwa hukum yang dijalankan adil, tapi kalau banyak pelanggaran, ya jadi momok juga," kata La Ode.
Di tengah visual tentang segala problematika yang terjadi di tubuh Polri, La Ode memvisualkan rambu-rambu lalu lintas yang bertuliskan Polisi memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan masyarakat."Saya gambarkan disini untuk menggambarkan situasi penegak hukum kita saat ini. Mudah-mudahan dengan gambaran ini bisa diperbaiki oleh penegak hukum kita, dan bisa jadi gambaran bagi Polri untuk diperbaiki, untuk kepolisian lebih baik," kata La Ode.
Saat ditanya seperti apa sosok Polri di matanya, La Ode mengatakan bahwa Polri tidak semuanya buruk, ada juga yang baik. Hanya kebanyakan oknumnya lebih bersikap negatif, sehingga menjelekkan pihak Polri."Tapi tidak semua Polisi jelek, itu hanya oknum-oknum yang menyalahgunakan pangkat atau atribut mereka sehingga mereka bisa sewenang-wenang terhadap masyarakat," kata La Ode.