Selasa 02 Nov 2021 09:10 WIB

Pertanyaan Soal Utsman bin Affan yang tak Ikut Perang Badar

Utsman bin Affan tak ikut perang badar.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Pertanyaan Soal Utsman bin Affan yang tak Ikut Perang Badar. Foto: Lokasi Perang Badar (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Pertanyaan Soal Utsman bin Affan yang tak Ikut Perang Badar. Foto: Lokasi Perang Badar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Terdapat sejumlah tuduhan yang dialamatkan kepada sahabat Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, di antaranya perihal tidak ikut dalam perang Badar, lari ketika berlangsung perang Uhud dan tidak hadir saat Bai'atur Ridhwan.

Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Dr Utsman bin Muhammad al-Khamis, bantahan terhadap syubhat ini terdapat dalam Shahihul Bukhari, dari Utsman bin Mauhib dia bercerita bahwasanya seorang laki-laki dari Mesir datang, lalu bertanya: "Siapa mereka?" 

Baca Juga

Orang-orang menjawab: "Mereka adalah orang Quraisy." Dia bertanya: "Siapa pemuka kalian?" Mereka menjawab: "Abdullah bin Umar." Orang itu lantas menemui Abdullah bin Umar, lalu berkata: "Wahai Ibnu Umar, aku ingin bertanya tentang sesuatu, tolong pertanyaan ini dijawab. Apakah Anda tahu ketika Utsman lari dalam Perang Uhud?" "Ya," jawab Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma. 

Orang itu bertanya: "Apakah Anda tahu bahwa dia tidak ikut dalam Perang Badar?" "Ya," jawab Ibnu Umar. Orang itu bertanya lagi: "Apakah Anda tahu bahwa dia tidak ikut dalam Bai'atur Ridhwan?" "Ya," jawab Ibnu Umar. 

Orang tadi kemudian berucap: "Allahu akbar, maksudnya dia telah menemukan kebenaran yang telah lama dia cari-cari." Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma berkata kepadanya: "Ke sinilah, aku akan jelaskan semuanya padamu. Mengenai Utsman yang lari ketika terjadi Perang Uhud, aku bersaksi bahwa Allah telah memaafkan dan mengampuni dosanya, sebagaimana firman-Nya: 

اِنَّ الَّذِيْنَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِۙ اِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطٰنُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوْا ۚ وَلَقَدْ عَفَا اللّٰهُ عَنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu, sesungguhnya mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat (pada masa lampau), tetapi Allah benar-benar telah memaafkan mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun." (QS. Ali Imran ayat 155) 

Adapun mengenai ketidakhadiran Utsman dalam Perang Badar, saat itu ia tengah menjaga istrinya, yang juga putri Rasulullah ﷺ, yang sedang sakit. Dan Nabi ﷺ bersabda: 

'Sungguh, engkau mendapatkan pahala seperti pahala seorang yang ikut Perang Badar. Engkau juga berhak mendapat ghanimahnya.'

Sementara mengenai ketidakhadirannya dalam Bai'atur Ridhwan, seandainya ada orang dari kalangan orang Makkah yang lebih mulia dibandingkan Utsman, niscaya Rasulullah ﷺ akan mengirimkannya. Karena tidak ada itulah, maka Utsman yang dikirim. Bai'atur Ridhwan ini terjadi setelah kepergian Utsman ke Makkah. Rasulullah ﷺ kemudian bersabda sambil mengulurkan tangan kanan beliau: 'Tangan ini mewakili Utsman. Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma kemudian berkata: "Sekarang, pergi dan sampaikanlah apa yang telah kukatakan kepadamu tadi." (Shahihul Bukhari, kitab 'Fadha-ilush Shahabah)

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement