Rabu 03 Nov 2021 09:39 WIB

Dibuka Naik, IHSG Masih Berpotensi Melemah Hari Ini

IHSG menguat ke level 6.497 dan terus naik ke posisi 6.516,22.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3). IHSG menguat ke level 6.497 dan terus naik ke posisi 6.516,22.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/3). IHSG menguat ke level 6.497 dan terus naik ke posisi 6.516,22.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (3/11). IHSG menguat ke level 6.497 dan terus naik ke posisi 6.516,22. 

Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan cenderung melemah pada hari ini. Pergerakan IHSG sejalan dengan bursa saham Asia yang mayoritas koreksi pada pagi ini.

"Dari Asia, investor memantau pernyataan Perdana Menteri Cina Li Keqiang bahwa ekonomi Tiongkok sedang menghadapi tekanan baru," kata Philiip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (3/11).

Menurut riset, investor berspekulasi bahwa anjuran kepada masyarakat untuk menjaga persediaan bahan makanan selama musim dingin berhubungan erat dengan gelombang terkini penyebaran Covid-19 yang memicu kembali pembatasan sosial di beberapa wilayah.

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerinath AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun, turun tipis menjadi 1,54 persen dari 1,57 persen menjelang berakhirnya pertemuan kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed). 

The Fed diprediksi akan secara resmi mengumumkan awal penarikan atau pengurangan (tapering) program bulanan pembelian obligasi senilai 120 miliar dolar AS. Tapering dilakukan sebagai bagian dari normalisasi kebijakan moneter. 

Riset mengatakan, perhatian investor tertuju pada pandangan dan komentar dari ketua the Fed Jerome Powell mengenai suku bunga dan seberapa berkesinambungan (sustainable) lonjakan inflasi yang terjadi saat ini.

Dari sisi makroekonomi, menurut riset, investor hari ini menantikan rilis data Caixin Services PMI bulan Oktober Cina dan Tingkat Pengangguran bulan September di zona Euro. Dari AS, investor menantikan rilis data pasar tenaga kerja, ADP Employment Change bulan Oktober dan rilis data ISM Non-Manufacturing Index bulan Oktober.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement