REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Adanya jeda antara Liga PB Djarum 2020 dan rangkaian turnamen level junior di Eropa pada awal tahun ini, telah memunculkan nama-nama baru di level junior persaingan bulu tangkis nasional. Di antara mereka adalah tunggal putri Mutiara Ayu Puspitasari, ganda putra Muhammad Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindo Rindo, begitu pula Sofy Al Mushira Asharunnisa yang berpasangan dengan Putra pada nomor ganda campuran. Mereka meraih sukses besar di Slovenia International 2021, pada 19 - 22 Mei lalu.
Jelang tutup tahun ini, atlet-atlet muda PB Djarum tersebut kembali bersaing di panggung kejuaraan bulutangkis berskala nasional, Yuzu Isotonic Akmil Open 2021, yang digelar pada 28 Oktober-7 November di Magelang, Jawa Tengah. Inilah panggung teranyar bagi skuad klub bulu tangkis asal Kudus, Jateng, ini, untuk saling menguji kemampuan melalui pertandingan di luar klub.
Dari Kudus, PB Djarum memberangkatkan 147 atlet. Mereka diturunkan di 24 nomor yang dipertandingkan kejuaraan ini. Jumlah atlet yang dikirimkan PB Djarum merupakan yang terbanyak, diikuti PB Jaya Raya Jakarta dengan 129 atlet.
"Itu keseluruhan atlet yang kami punya," kata Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi, petang, di GOR Djarum, Magelang, Jateng, dalam keterangan tertulis pada Kamis (4/11).
Fung menjelaskan, Yuzu Isotonic Akmil Open 2021 menjadi ajang menguji kemampuan dan mental dari setiap pemain dalam skuad PB Djarum di saat jadwal kejuaraan yang sudah tak pasti. Di sisi lain, kejuaraan ini menjadi bahan evaluasi bagi jajaran pelatih PB Djarum, seusai membina dan melalui latihan panjang selama lebih dari setahun.
"Misi utama keikutsertaan kami di sini untuk melihat sejauh mana hasil latihan mereka, terutama untuk yang U13 dan U15. Yang jelas, kami ingin lihat kemampuan mereka setelah sekian lama tidak bertanding. Sangat berbeda dengan dulu yang justru pertandingan terlalu sering. Kali ini kami ingin melihat performa mereka menghadapi atlet-atlet dari klub-klub lain," kata Fung.
Oleh karenanya, target utama yang hendak dicapai oleh setiap atlet yang mengisi skuad PB Djarum adalah menampilkan performa terbaik mereka. "Itu saja, lalu kita evaluasi setiap atlet kekurangannya apa saja," katanya.
Di sisi lain, minimnya kejuaraan membuat setiap klub yang berlaga di Magelang, buta kekuatan lawan sehingga seolah kembali memulai dari nol. "Sulit bagi kita untuk mematok target, karena kita juga tidak bisa mengukur kekuatan dari klub lain," kata Fung, menambahkan.
Meski tidak menargetkan juara di atas kertas, PB Djarum telah melirik sejumlah pemain yang berpotensi membawa pulang gelar. Dari 24 kategori yang tersaji pada kejuaraan ini, menurut Fung, kans besar ada pada nomor U19 dan U17. "Kemungkinan besar ada pada tunggal maupun ganda di dua sektor tersebut,” tutur pria berkacamata ini.
Secara umum Fung menilai, lagi-lagi faktor minimnya pertandingan memiliki andil besar hingga tak sedikit para pemainnya yang mengalami "demam panggung". Namun, performa di lapangan saat bertanding menjadi tolok ukur dari hasil latihan panjang selama lebih dari satu setengah tahun terakhir.
"Saat latihan, saya pantau mereka sudah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti, baik dari sisi kemampuan, kecepatan, fisik, dan banyak hal lainnya. Tapi ketika bertanding mereka tidak bisa mengeluarkan apa yang didapat dari latihan itu. Ini efek karena sudah terlalu lama tidak bertanding," kata Fung.
Sementara, Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindo Rindo, ganda putra peraih gelar juara Slovenia International 2021, mengakui minimnya pertandingan berdampak pada performa mereka di Magelang. Kerasnya persaingan di Yuzu Isotonic Akmil Open 2021 dirasakan oleh Putra/Patra yang kalah melalui drama tiga gim dari pasangan Jaya Raya Jakarta, Gerardo Rizqullah Hafidz/Muhammad Gibran Arfiansyah, 25-23, 19-21, 21-11, dalam tempo 55 menit.
"Faktor kurangnya pertandingan, ada juga. Tapi kalau bicara jarang turnamen atau kejuaraan, lawan kami juga jarang bermain di turnamen. Jadi, posisinya sama. Tapi mereka lebih siap," kata Putra, atlet kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 15 Februari 2004.
"Kami kalah karena banyak membuat kesalahan sendiri, Jadi ke depannya kami harus harus lebih fokus lagi, bermain maksimal," kata Patra, yang juga turun pada nomor ganda campuran ini.
Meski kandas pada nomor Ganda Taruna Putra U19, Putra melaju di nomor Ganda Taruna Campuran U19. Berpasangan dengan Puspa Rosalia Damayanti, mereka berhasil mengatasi perlawanan Muhammad Rakha Izaz/Kayla Aisah Hauzly dari PB Power Rajawali dua gim langsung 21-18, 21-15.
Kemenangan juga diraih Patra yang diduetkan dengan Jessica Maya pada nomor Ganda Taruna Campuran U19. Mereka mengalahkan Alfredo Mesdilla/Rania Gelma dari klub Jaya Raya Jakarta melalui rubber game 21-11, 21-23, 21-11.
Hasil positif juga diraih ganda campuran PB Djarum M. Raynaldi Oktavianur Rizky/Sofy Al Mushira Asharunnisa yang mengalahkan Elvarel Gibran Putra Jayanto/Adelia Callysta Arika Putri asal PB Tangkas dan PB Victory ini. Rizky/Sofy membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menang dua gim langsung 21-10, 21-14.
Sofy, runner-up ganda campuran bersama Putra pada Slovenia International 2021, menuturkan, menampilkan performa terbaik merupakan hal utama yang wajib disuguhkannya ketika berada di gelanggang bulutangkis. Atmosfer persaingan antar-atlet untuk memberikan yang terbaik bagi klubnya, sudah dirasakannya sejak hari pertama bertanding di Magelang.
"Kejuaraan ini menguji kemampuan kami untuk saling bersaing meraih prestasi terbaik. Bukan hanya antar-pemain dari klub-klub lain, juga di dalam klub sendiri. Karena para pemain di PB Djarum pun isinya pemain-pemain bagus juga," tutur atlet asal Sungguminasa, Sulawesi Selatan, itu.
"Dengan performa sekarang pun, saya masih merasa belum aman, belum nyaman. Masih banyak pemain yang lebih muda dan juga bagus, jadi saya harus terus meningkatkan performa agar dapat bermain lebih baik lagi," kata Sofy menambahkan.