Jumat 05 Nov 2021 05:45 WIB

Hukuman Orang yang Memburu Kesenangan Dunia

Orang yang rakus tak pernah mengenal kata selesai.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Hukuman Orang yang Memburu Kesenangan Dunia. Foto: Ilustrasi tamak/serakah/rakus
Foto: Pixabay
Hukuman Orang yang Memburu Kesenangan Dunia. Foto: Ilustrasi tamak/serakah/rakus

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Hasan al-Bashri merupakan alim ternama pada era tabi'in, sekaligus murid para sahabat Nabi SAW dan ahlul bayt. Ia lahir di Madinah pada 21 Hijrah (642 Masehi) dan wafat pada 110 Hijriah. Ia terkenal dengan kezuhudannya dan ketaatannya kepada Allah Swt. Nasihat-nasihatnya bertebaran di sejumlah buku yang ia karang.

Dalam kitab Nashaihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani dijelaskan bahwa Hasan al-Bashri pernah berkata,

Baca Juga

من أراد الدنيا واختارها على الآ خرة عاقبه الله بست عقوبات، ثلاث فى الدنيا وثلاث فى الآخرة، أما الثلاث التي هي فى الدنيا فأمل ليس له منتهى، وحرص غالب ليس له قناعة، وأخذ منه حلاوة العبادة

“Siapa yang memburu (kesenangan) dunia dan lebih memilihnya daripada akhirat, niscaya Allah akan menghukumnya dengan enam macam hukuman. Tiga di antaranya ditimpakan di dunia, sedangkan yang lainnya akan ditimpakan kelak di akhirat. Adapun tiga hukuman yang ditimpakan di dunia adalah angan-angan yang tak berkesudahan, sifat rakus yang menguasai dirinya dan tak pernah merasa puas, dan dicabut darinya nikmat beribadah.”

Adapun tiga hukuman yang akan ditimpakan pada Hari Kiamat adalah ketakutan luar biasa (sesuatu yang menakutkan dan mencekam pada Hari Kiamat). Kedua, perhitungan amal (hisab) yang sangat berat. Ketiga, penyesalan yang panjang.

Dalam kitabnya ini, Syekh Nawawi memaparkan secara khusus hukuman dunia tentang angan-angan yang tak berkesudahan. Diriwayatkan oleh ibnu Abi al-Dunya: “Bahwa Rasulullah Saw membuat perumpamaan manusia, angan-angan dan ajal. Rasul mengumpamakan ajal ada di samping manusia, sementara angan-angan ada di depannya. Ketika dia berusaha menggapai angan-angan yang ada di depannya, tiba-tiba ajal mendatanginya, lalu mencabutnya.”

Menurut Syekh Nawawi, Rasulullah Saw juga bersabda, “Banyak sekali orang yang menjalani hari tanpa bisa menyempurnakannya, dan orang yang menanti hari esok tanpa bisa mencapainya. Jika engkau memperhatikan pada ajal dan caranya (menjemput), niscaya engkau tidak akan menyukai angan-angan dan tipuannya.” (HR al-Dailami)

Selain itu, Syekh Nawawi juga menjelaskan tentang sifat rakus yang menguasai dirinya dan tak pernah merasa puas. Menurut dia, rakus itu dapat merampas keutamaan dalam jiwa dan menghalangi seseorang menjalankan ibadah secara sempurna serta membangkitkan jiwa untuk memakan harta syubhat.

Syekh Nawawi mengatakan, orang yang rakus tidak akan mengenal kata selesai, tidak pula mengenal batas yang membuat jiwanya tenang. Sebab, orang yang rakus, jika sudah mencapai tujuannya justru berhasrat untuk menambah kerakusan dan angan-angannya. Jika tujuannya belum tercapai, dia menganggap abaian orang-orang kaya sebagai sebuah celaan sehingga harapannya yang telah lalu menjadi semakin kuat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement