REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia dinilai masih menjadi destinasi investasi infrastruktur yang diincar banyak investor global, termasuk di sektor ketenagalistrikan. Investasi di sektor tersebut masuk dalam lima besar realisasi investasi.
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung mengatakan, realisasi investasi untuk kebutuhan infrastruktur pada 2021 masih bergeliat.Pemerintah pun, menurutnya, optimistis keadaan ini bisa terus berlanjut pada 2022.
"Karena target investasi meningkat, Kemeninves/BKPM juga akan optimistis," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (5/11).
Kementerian Investasi/BKPM mencatat pada kuartaI III 2021, total realisasi investasi mencapai Rp 659,4 triliun, lebih tinggi daripada realisasi investasi periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 611,6 triliun.
Menurut Yuliot, realisasi investasi di sektor ketenagalistrikan juga menonjol sepanjang tahun ini. Investasi di sektor tersebut bahkan masuk dalam realisasi modal terbesar di lima sektor dengan rincian investasi di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp 88,8 triliun); industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan (Rp 82,7 triliun); transportasi, gudang dan telekomunikasi (Rp 80 triliun); listrik, gas dan air (Rp 59,4 triliun); serta pertambangan (Rp 53,3 triliun).
"Jadi, karena secara umum target investasi 2022 naik, investasi di banyak sektor juga akan naik semua," ujar Yuliot.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebut pada tahun 2022 investor diperkirakan akan mengincar beberapa infrastruktur strategis.
"Untuk infrastruktur lain, ada peluang investor asing juga tertarik membiayai beberapa Proyek Strategi Nasional (PSN) seperti (sektor) energi, jalan tol, atau bendungan," kata Rendy.
Masih bergeliatnya investasi sektor ketenagalistrikan dibuktikan dengan raihan penghargaan sejumlah proyek listrik, di antaranya PLTU Jawa 9 dan 10 dalam Asian Power Awards 2021.
PLTU Jawa 9 dan 10 pada Kamis (4/11) memperoleh penghargaan di kategori Coal Project of The Year dan Environmental Upgrade of the Year karena mengusung sistem OECD-Class USC CSFPP yang rendah emisi.
Penghargaan serupa juga pernah diterima PLTU Jawa 9 dan 10 beberapa waktu lalu dari IJGlobal. Dua PLTU garapan konsorsium anak usaha PT PLN (Persero), yakni PT Indonesia Power (PT IP) bersama dengan PT Barito Pacific Tbk itu dinilai sebagai proyek dengan pendanaan terbaik di bidang energi.
Dari sisi kesepakatan pendanaan, IJGlobal menilai proyek pembangkit berteknologi maju dan ramah lingkungan itu bahkan tepat menjadi model untuk pembangkit listrik di Indonesia.
"Perusahaan Indonesia ini berhasil mengadaptasi pola pembiayaan seperti yang dilakukan di Timur Tengah. Ini adalah hal yang sangat baik, dan bisa menjadi model untuk pembangkit listrik di Indonesia ke depan," kata Penasehat Pendanaan Proyek DBS Subash Narayanan, dikutip dari laman pengumuman IJGlobal Award.