REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United (MU) gagal mempertahankan momentum kemenangan dari Tottenham Hotspur akhir pekan lalu. MU kembali tumbang di Old Trafford oleh rival sekota Manchester City dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris, Sabtu (6/11).
Belum hilang luka pembantaian dari Liverpool 0-5 di Old Trafford dua pekan sebelumnya, skuad asuhan Ole Gunnar Solskjaer kembali tampil antiklimaks. Bagaimana tidak, MU hanya memiliki empat sentuhan bola di area penalti Man City, hingga tak mampu melepaskan tendangan tepat sasaran dalam satu jam terakhir pertandingan.
Mirisnya, Cristiano Ronaldo dkk malah lebih banyak melepaskan tendangan ke gawang sendiri, dibandingkan ke gawang Man City. Ada dua upaya blok bek MU yang justru mengarah ke kiper David de Gea, dengan salah satunya berujung gol bunuh diri Eric Bailly.
Gol kedua yang tercipta oleh gelandang MU Bernardo Silva juga karena lemahnya antisipasi Luke Shaw yang tidak melihat ada pemain lawan di belakangnya. Total, Man City menyelesaikan 821 operan, dibanding dengan 329 yang dilakukan MU.
Legenda MU Gary Neville menyebut penampilan MU di Old Trafford pada Sabtu (6/11) tersebut sangat buruk. Ada gap yang besar dari sisi kelas, kualitas, dan pengambilan keputusan.
''Saya tidak pernah bisa mengingat pertandingan sepak bola seperti itu di Old Trafford. Manchester City hanya bermain-main dengan United,'' kata Neville dikutip dari Skysports, Ahad (7/11).
Kemenangan Man City sekali lagi akan menambah tekanan pada Solskjaer. Pasalnya, Man United sudah terpaut delapan poin dari puncak klasemen Liga Primer Inggris.
Nasib Solskjaer sebelumnya selamat setelah MU mengalahkan Spurs 3-0. Namun MU kembali gagal menang saat ditahan Atalanta 2-2 di Liga Champions, sebelum dikalahkan Man City 2-0.
''Ole berada di bawah tekanan yang sangat besar. Tapi hal pertama yang harus dilakukan adalah dia butuh tim dengan keberanian,'' jelas Neville.
Mantan kapten MU Roy Keane menyatakan rasa frustrasinya dengan penampilan sejumlah pemain MU. Ia tampak 'menyerah' dengan performa Luke Shaw, Harry Maguire, Eric Bailly, Fred, dan Aaron Wan-Bissaka. Bahkan Keane menyebut Solskjaer tidak akan bisa mengandalkan skuadnya saat ini.
''Jika Anda memiliki tekanan di tim dan Anda bergantung pada orang-orang ini, Ole, Anda mungkin lebih baik keluar dari situ,'' ujar Keane.
Tapi sekali lagi, Solskjaer masih menaruh kepercayaan pada pemain yang dimilikinya. Ia yakin para pemainnya bisa membawa MU ke tempat yang ia inginkan.
Solskjaer mengatakan, pemainnya akan bangkit setelah istirahat selama jeda internasional. Ia mengakui kalau penggawa MU saat ini baru mulai bangkit. Apalagi, pemainnya sudah beberapa kali melalui masa sulit, khususnya sejak dikalahkan Liverpool.
''Ini adalah periode yang sangat sulit dan kami telah menjauh dari sebelumnya. Kami harus lebih banyak berada di depan. Saya tidak bisa melihat diri saya sendiri dan mengatakan ini adalah cara yang saya inginkan dari permainan Manchester United,'' kata Solskjaer.
Tapi kepercayaan diri Solskjaer juga tidak banyak berarti, mengingat timnya telah empat kali kalah dalam 11 pertandingan di Liga Primer Inggris. Raihan lima kemenangan dan dua kali imbang membuat MU terlempar dari empat besar dengan berada di peringkat lima. Skuad Iblis Merah tertinggal sembilan poin dari Chelsea di posisi satu klasemen sementara.
Kekalahan ini menjadi langkah mundur buat De Gea dkk yang sempat bangkit usai mengalahkan Spurs. Sampai saat ini, MU bahkan tidak mampu tampil menekan atau menguasai bola.
Man United lebih banyak mengandalkan serangan balik, dibanding membangun serangan dari operan-operan yang sistematis. Man City menguasai bola sebanyak 68 persen dan menyelesaikan operan dua kali lipat lebih banyak dari MU.
Dengan pemain sekelas Ronaldo, Jadon Sancho, Paul Pogba, Donny van de Beek, hingga Marcus Rashford, sulit membayangkan bagaimana Solskjaer bisa menerapkan permainan bertahan. Dalam tiga laga terakhir, dengan segudang penyerang yang dimilikinya, pelatih asal Norwegia itu justru memainkan lima bek dan dua gelandang bertahan.