Kamis 11 Nov 2021 08:12 WIB

FINA 2021 Usung ‘Ikan, Masa Kini dan Masa Depan Kita’  

Festival Ikan Nusantara (FINA) 2021 digelar 9-25 November 2021 secara hibrid. 

Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Beba di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (3/10/2021). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menerapkan kebijakan penangkapan ikan secara terukur pada Januari 2022 guna memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekologi dan ekonomi serta keberlanjutan sumber daya perikanan nasional untuk mendukung ketahanan pangan dan sosial-ekonomi manyarakat.
Foto: Antara/Arnas Padda
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Beba di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Minggu (3/10/2021). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menerapkan kebijakan penangkapan ikan secara terukur pada Januari 2022 guna memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekologi dan ekonomi serta keberlanjutan sumber daya perikanan nasional untuk mendukung ketahanan pangan dan sosial-ekonomi manyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas daratan sebesar 1.922.570 km2 dan luas perairan mencapai 3.257.483 km2, Indonesia belum mampu menggarap potensi perikanan secara optimal. Padahal, berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2020, potensi ekonomi perikanan dan kelautan Indonesia mencapai 1.388 miliar dolar AS per tahun. 

Sebagai upaya membangkitkan raksasa ekonomi yang tengah tertidur ini, Himpunan Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (HAC IPB) menyelenggarakan kegiatan Festival Ikan Nusantara (FINA) 2021 yang bertujuan mengajak masyarakat Indonesia meningkatkan produksi dan konsumsi ikan sekaligus memperingati Hari Ikan Nasional yang jatuh setiap tanggal 21 November. 

Nelly Oswini, ketua pelaksana FINA 2021 menjelaskan, kegiatan ini merupakan program kerja HAC IPB yang kolaborasi dengan KKP serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University. “FINA 2021 yang mengusung tema ‘Ikan, Masa Kini dan Masa Depan Kita’  ini berlangsung pada 9-25 November 2021 secara hibrid,” kata Nelly Oswini dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (9/11).

Rangkaian acara FINA 2021 meliputi webinar perikanan dengan topik Peningkatan Konsumsi Ikan Lokal untuk Ketahanan Pangan; Kupas Tuntas Industri Udang Vaname di Aceh; dan Lawan Stunting dengan Gizi Ikan, peluncuran website FINA dan pameran virtual yang diikuti UMKM dan perusahaan swasta bidang perikanan dan nonperikanan, kegiatan Ayo Makan Ikan Sedunia secara luring dan daring, serta aneka lomba berupa lomba cover lagu “Ayo Makan Ikan”; lomba video kreasi olahan ikan; dan lomba cerita anak dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial.

Lebih jauh, ungkap Nelly, perhelatan FINA 2021 bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang industri perikanan dan produk turunannya, mendorong masyarakat untuk lebih gemar mengkonsumsi ikan sebagai sumber gizi dalam mengatasi stunting, mempercepat pertukaran informasi dan teknologi perikanan tangkap dan budidaya terkini yang adaptif dan inovatif baik dari dalam maupun luar negeri. Yang tidak kalah penting, menarik minat investor untuk memanfaatkan peluang berinvestasi dalam industri perikanan budidaya di Indonesia. 

“Yang membedakan FINA 2021 dengan tahun-tahun sebelumnya adalah acara diselenggarakan secara hibrid sehingga kegiatan pameran bisa diakses 24 jam secara global. Dengan demikian, para pengunjung memiliki waktu leluasa untuk mengikuti pameran dan para peserta bisa menjalin kerja sama dengan stakeholder perikanan dari seluruh dunia. Selain itu, pembuatan Road Map Makan Ikan yang berisi usulan rencana strategis untuk meningkatkan konsumsi ikan hingga 2045, bertepatan dengan Indonesia Emas atau 100 tahun kemerdekaan Indonesia,” jelas Nelly. 

Road Map disusun oleh tim ahli gabungan akademisi dan praktisi yang dipimpin oleh Prof  Dr  Uju  MSi, Guru Besar FPIK IPB University. “Road Map ini akan diserahkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan pada hari puncak acara FINA 2021 tanggal 25 November 2021,” lanjutnya.

Nelly menambahkan, peserta kegiatan ditargetkan mencapai 1.000 orang meliputi pelaku usaha, masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa, serta kalangan akademisi dan pemerintah.

Pembukaan FINA 2021 secara ofline bertempat di Raiser Ikan Hias Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Hadir memberikan sambutan dalam kegiatan pembukaan FINA 2021 yaitu Ketua HAC IPB, Hikmat Rusdi;  Ketua HA IPB, Fathan Kamil; Dekan FPIK IPB University, Fredinan Yulianda; Rektor IPB University, Arif Satria; dan Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP, Artati Widiarti. 

Ketua HAC IPB, Hikmat Rusdi menyampaikan, FINA menjadi kegiatan tahunan himpunan alumni FPIK IPB. “Selayaknya alumni FPIK ikut serta mendukung kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan,” katanya.

Ketua HA IPB, Fathan Kamil mengatakan, Festival Ikan Nusantara merupakan kegiatan penting yang punya makna strategis sebagai komitmen mendorong penguatan ketahanan pangan nasional. “Ikan bagian integral dari produksi pangan yang dihasilkan dari laut. Oleh karena itu kami terus mendorong agar kampanye ini berkelanjutan, agar kesadaran di masyarakat dalam mengonsumsi ikan terus berlanjut dan meningkat kebutuhannya dan didorong lebih jauh produksinya,” ungkapnya.

Untuk memasyarakatkan budaya makan ikan, Fredinan Yulianda, Dekan FPIK IPB University menjelaskan, perlu upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan ikan segar, ikan bermutu, mudah diperoleh, dan dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, diperlukan dukungan semua stakeholder terkait mewujudkan hal tersebut. 

“Mari kita bangun budaya makan ikan, budaya penyedia ikan, budaya menciptakan mutu ikan, dan budaya melahirkan insan-insan yang sehat dan cerdas melalui Festival Ikan Nusantara tahun 2021. Hari ini akan mencatat momentum itu untuk membangkitkan raksasa ikan yang selama ini tertidur,” urainya dalam sambutan secara daring. 

Sementara, Rektor IPB, Arif Satria menguraikan, peningkatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia sangat ditentukan oleh pola konsumsi. Karena itu  Indonesia  harus terus meningkatkan konsumsi ikan per kapita agar kualitas SDM Indonesia benar-benar unggul, memiliki kecerdasan dan skil yang diperlukan untuk merespon masa depan.

“Sangat penting memikirkan jangka panjang SDM Indonesia. Kita berada dalam satu kondisi di mana ada mega disruption, climate change, revolusi industri 4.0, dan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, kita harus menciptakan SDM yang benar-benar bisa merespons itu sebagai seorang pembelajar yang cepat, lincah dan andal,” terangnya. 

Dengan fokus pada konsumsi makanan bergizi, khususnya ikan, Arif mengulas, dapat membantu meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang unggul. “Kita pun dituntut untuk bisa terus menjaga keberlanjutan sumber daya ikan. Sumber daya ikan kita sangat-sangat beragam, sangat-sangat kaya, dan sangat penting sekali dikelola dengan lestari menggunakan prinsip-prinsip berkelanjutan dan bersifat inklusif yang artinya membuka akses bagi maysrakat untuk mengelola. Karena, kunci peningkatan konsumsi ikan per kapita bagaimana kita bisa meningkatkan dan menyediakan persediaan ikan untuk dikonsumsi,” ucapnya. 

Industri pengolahan juga berperan andil menyajikan ikan dalam aneka bentuk yang sehat, cepat saji, dan nyaman untuk konsumen. “Kita tidak perlu mempertenangkan produk ikan beku, fresh (segar), atau olahan. Semua penting untuk dikonsumsi. Tugas kita bagaimana menyediakan ikan-ikan dalam bentuk hidup, segar, beku, asin, kaleng, dan aneka proses lainnya,” terang Arif.  

Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, KKP, Artati Widiarti, potensi lestari sumber daya ikan nasional sebesar 12,54 juta ton/tahun dari perikanan umum dan laut, belum termasuk perikanan budidaya. “Kelimpahan sumber daya ikan ini dapat didayagunakan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa serta menjadi sumber pangan dan gizi nasional,” ujarnya pada pembukaan FINA 2021 secara online, Selasa (9/11).

Sejak 2004 KKP telah melaksanakan Program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang bertujuan meningkatkan konsumsi ikan masyarakat Indonesia dalam rangka mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus menguatkan pasar domestik hasil perikanan Indonesia.  

“Konsumsi ikan nasional pada tahun 2020 sebesar 56,39 kg/kapita dan pada tahun ini ditargetkan meningkat menjadi 58,08 kg/kapita dan tahun 2024 sebesar 62,05 kg/kapita dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 2,43 persen  per tahun,” ucap Artati.

Dalam perkembangannya, program Gemarikan menjadi lebih intensif dengan diadopsinya pada program prioritas lainnya, seperti Program Percepatan Penurunan Stunting, Program Penanganan Darurat Bencana, dan Program Penanganan Dampak COVID-19 serta Program Peningkatan Imunitas dalam rangka menghadapi Covid-19. 

Pada kesempatan ini, Dirjen juga memberikan apresiasi atas dukungan HAC IPB dalam program peningkatan konsumsi ikan. “Saya menyampaikan apreasiasi terhadap upaya dari para akademisi, khususnya Himpunan Alumni FPIK Institut Pertanian Bogor (HAC IPB) yang telah mendukung peningkatan konsumsi ikan melalui promosi UMKM perikanan, kampanye makan ikan, dan edukasi pada Festival Ikan Nusantara. Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi kita semua,” pungkasnya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement