REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Status Italia sebagai raja benua biru edisi terkini tak terbantahkan. Gli Azzurri menjuarai Piala Eropa 2020 dengan penampilan impresif dari awal sejak akhir.
Tapi kini pasukan biru memiliki agenda penting lainnya. Skuat polesan Roberto Mancini sedang berjuang untuk meraih tiket Piala Dunia 2022. Beberapa jam lagi, para gladiator negeri pizza bertemu Swiss.
Partai ketujuh Grup A, babak kualifikasi PD zona Eropa itu berlangsung di Stadion Olimpico, Roma, Sabtu (13/11) dini hari WIB. Gianluigi Donnarumma dkk jelas diunggulkan. Mereka tampil di rumah sendiri.
Namun, sepakbola selalu berdinamika. Ada bayang-bayang kelam masa lalu yang membuat Gli Azzurri harus berjuang keras mengatasi tekanan. Tekanan itu dari internal mereka sendiri.
"Pengalaman pada 2017, tetap ada dalam diri kami. Seperti semua pengalaman positif dan negatif lainnya," kata Leonardo Bonucci, dikutip dari Football Italia, Jumat (12/11).
Empat tahun silam, publik negeri spaghetti menangis. Mereka gagal ke Rusia usai disingkirkan Swedia di play off. Kali ini, anak asuh Mancini sudah mendapatkan tiket minimil play off.
Tapi tentu saja, Bonucci dkk berupaya finis di posisi pertama. Italia dan Swiss sama-sama mengoleksi 16 poin dari enam pertandingan di Grup A. Gli Azzurri berada di singgasana klasemen sementara karena unggul selisih gol atas sang rival.
Sebelumnya, pada pertemuan pertama di Basel, skor berkesudahan imbang 0-0. Jelas, tim mana pun yang menang di Roma, bakal meraih tiket otomatis ke Qatar. Pertandingan pamungkas nantinya, tidak lagi menentukan posisi kedua tim.
"Kami harus menampilkan performa hebat, dan kemudian memikirkan (pertandingan) hari Senin untuk menyelesaikan pekerjaan kami. Ada perasaan positif. Selalu seperti itu sejak Mancini memimpin," ujar Bonucci.
Sebuah pernyataan diplomatis keluar dari mulut bek tengah Juventus itu. Jelas, semua tim yang bakal tampil dalam partai penentuan, berencana memberikan segalanya. Tapi pada akhirnya, segala sesuatu harus dibuktikan di lapangan.
Italia tidak bisa menurunkan kekuatan penuh selama jeda internasional November 2021 ini. Dari lini depan, Mancini dipastikan kehilangan Ciro Immobile dan Nicolo Zaniolo. Ia akhirnya memanggil Gianluca Scamacca untuk menggantikan Immobile.
Pertanyaannya apakah, sang arsitek bakal menurunkan pemuda 22 tahun itu sejak awal? Mancio menghindari perjudian dalam duel penting seperti ini. Untungnya ia masih memiliki Andre Belotti yang perlahan mulai terlihat pulih.
"Para pemain telah pulih selama beberapa hari terakhir, dan Belotti mempunyai kesempatan untuk bermain," ujar allenatore 56 tahun ini.
Ia juga mempunyai opsi menggunakan false nine. Sosok Federico Bernardeschi yang memiliki kecepatan, dimainkan sebagai ujung tombak. Ia didampingi oleh Federico Chiesa dan Lorenzo Insigne. Skenario lainnya, Chiesa yang berada di posisi penyerang tengah, kemudian Insigne dan Domenico Berardi dari kiri-kanannya.
Bergeser ke tengah. Italia kehilangan Marco Verratti. Lorenzo Pellegrini juga ikut-ikutan absen. Sebagai gantinya, ia memanggil Matteo Pessina serta Danilo Cataldi. Nicolo Barella menuju ke level kebugaran penuh.
"Barella telah berlatih dengan baik. Saya pikir, besok dia akan berada di lapangan," tutur Mancini.
Artinya, sang allenatore siap memakai jasa gelandang Inter Milan itu. Tapi terlalu beresiko jika eks Cagliari ini ditampilkan sejak menit pertama. Mancio diprediksi menurunkan trio Jorgino, Manuel Locatelli, Pessina dalam duel melawan Swiss, sejak awal.
Selanjutnya di lini belakang. Kapten tim Giorgio Chiellini sudah dipastikan absen. Untungnya Bonucci bisa bermain. Nama terakhir bakal didampingi Alessandro Bastoni untuk menjadi tembok di depan Gianluigi Donnarumma.
Kemudian di kiri dan kanan, tak ada perubahan berarti. Emerson Palmieri serta Giovanni Di Lorenzo tetap menjadi andalan Gli Azzurri. Andai skor kembali imbang 0-0, maka laga pamungkas menjadi sangat menentukan.
Nantinya Italia bertemu Irlandia Utara di Windsor Park, Belfast, Selasa (16/11) dini hari WIB. Pada hari yang sama, Swiss menjamu Bulgaria di Lucerne.