Sabtu 13 Nov 2021 09:04 WIB

Menilai Cadangan Ovarium untuk Program Bayi Tabung

Cadangan ovarium yang rendah dapat mengurangi kemungkinan untuk memperoleh keturunan.

Red: Dwi Murdaningsih
Bayi tabung (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Bayi tabung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi Yassin Yanuar Mohammad, mengatakan salah satu hasil pemeriksaan awal yang cukup penting bagi program bayi tabung adalah menilai cadangan ovarium calon ibu. Cadangan ovarium yang rendah dapat mengurangi kemungkinan untuk memperoleh keturunan.

"Sebaliknya, jumlah cadangan telur yang terlalu tinggi juga dapat menjadi penanda adanya sebuah kondisi gangguan pematangan telur, yang juga dapat menyebabkan gangguan kesuburan," ujar dr. Yassin dalam keterangan resminya dikutip pada Sabtu (13/11).

Baca Juga

Cadangan ovarium atau ovarium reserve mengacu pada jumlah dan kualitas sel telur seorang wanita. Ini sangat erat kaitannya dengan potensi reproduksi.P

otensi reproduksi adalah kemampuan seorang perempuan untuk dapat menghasilkan setidaknya satu sel telur sehat yang siap dibuahi. Dokter lulusan Universitas Padjajaran ini menjelaskan, berbeda dengan sperma yang dapat diproduksi terus-menerus, sel telur wanita hanya diproduksi satu kali seumur hidup.

Saat seorang bayi perempuan lahir, dia sudah memiliki sekitar tujuh ratus ribu hingga sejuta sel telur. Jumlah tersebut terus berkurang seiring bertambahnya usia.

Ketika mendapatkan haid pertamanya, cadangan telur ini tinggal empat ratus ribu. Penurunan yang drastis terjadi saat seorang wanita memasuki usia 35-37 tahun. Apabila sel telur wanita sudah habis, maka dia tidak lagi subur.

Kondisi ini umumnya terjadi sekitar usia 40 tahun, diikuti dengan menopause sepuluh tahun kemudian. Meski demikian, usia menopause setiap wanita berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor, seperti riwayat penyakit dan gaya hidup.

"Beberapa wanita dapat kehilangan sel telurnya lebih cepat, dan beberapa lainnya lebih lambat," kata dr. Yassin.

Yassin menjelaskan, usia seorang perempuan merupakan parameter paling sederhana sekaligus paling penting dalam memprediksi potensi reproduksinya. Semakin muda usia seorang wanita untuk menjalani program kehamilan, seperti bayi tabung maka success rate-nya semakin besar.

Sebab jumlah sel telur yang dimiliki masih lebih banyak dibandingkan pada wanita yang menjalani program kehamilan pada usia yang lebih lanjut. Meski demikian, ada beberapa kondisi di mana wanita di usia reproduksi memiliki cadangan sel telur yang kurang baik (poor ovarium reserve).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement