REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Normalisasi anak-anak Sungai Citarum khususnya di wilayah timur Kabupaten Bandung, terbukti mampu menekan banjir. Biasanya, setiap kali hujan, pasti rumah warga kebanjiran.
Sejumlah warga menyampaikan testimoninya terkait fenomena banjir. Mereka yang bertestimoni, yakni warga di permukiman sekitar Kecamatan Rancaekek, yang biasanya kebanjiran akibat luapan air Sungai Citarik dan Sungai Cikeruh.
Tidak hanya di medsosnya, ucapan lega dan terima kasih itu disampaikan warga kepada medsos dan Whatsapp Bupati Bandung Dadang Supriatna. Salah seorang warga Rancaekek, Arman Wijaya mengungkapkan, biasanya jika hujan semalaman, luapan air Sungai Citarik sudah merendam jalanan dan rumah.
‘’Tadi malam (Sabtu 13/12) hujan terus turun, namun tidak ada banjir di Rancaekek,’’ ujar Arman dalam postingan di akun medsosnya. Beberapa titik yang biasanya banjir jika hujan, lanjut Arman, ternyata malam itu tidak terjadi. Termasuk di Jalan Gradiul dan Lapangan Liga Kencana, tidak tampak ada genangan air.
‘’Alhamdulillah, ada perubahan. Pengerukan yang diinisiasi Bupati Bandung Pak Dadang Supriatna dan Abah Yayat (anggota DPRD Kabupaten Bandung), membuahkan hasil," ucap Arman.
Program 100 Hari Kepemimpinan Bedas menurutnya berhasil menekan banjir di wilayah timur Kabupaten Bandung. Pengerukan sungai secara swakelola dengan kolaborasi antara pemerintahan, masyarakat, para pengusaha itu sudah menunjukkan hasil.
Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengakui, normalisasi anak Sungai Citarum yang melintas di wilayah timur, terbukti menekan banjir. ‘’Yang biasanya di wilayah itu turun hujan sehari hingga dua hari, langsung banjir. Sekarang terbukti hasil pengerukan bisa mengurangi ancaman banjir,’’ ujar Kang DS, panggilan akrab Dadang Supriatna, dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (14/11).
Kang DS menambahkan, kegiatan pengerukan Sungai Citarik dan Cikeruh juga harus dilanjuti dengan upaya lain, seperti perawatan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.