REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Sebuah kuliah umum digelar untuk mendorong proses pengembangan kerja sama Kota Kembar Magelang-Tula ('Mantul'). Kali ini, Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares, memberikan kuliah umum dengan tema Hubungan Indonesia – Rusia: Menyongsong Kerja Sama Kota Kembar Magelang – Tula. Acara digelar daring pada Selasa (16/11) antara Moskow dan Pemerintah Kota Magelang serta Universitas Tidar Magelang.
"Pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Rusia kiranya perlu ditingkatkan. Terdapat banyak potensi kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan dan teknologi yang sangat tinggi untuk digarap. Masih jarang sekali dijumpai barang Indonesia di pasar maupun supermarket Rusia," kata Tavares dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (18/11).
Tavares mengatakan, bidang kerja sama melalui program Kota Mantul antara lain pendidikan, perdagangan dan UMKM, pemuda dan kebudayaan, pariwisata (tourism), dan kota pintar.Tavares juga menjelaskan tentang situasi Rusia terkini, hubungan bilateral Indonesia-Rusia, prospek perdagangan Indonesia-Rusia dan prospek kerja sama Magelang-Tula serta Universitas Tidar-Universitas Tula.
Tavares menjelaskan, semenjak bubarnya Uni Soviet tahun 1991, Rusia bukan lagi negara komunis. Di bidang ekonomi, Rusia menduduki peringkat 11 ekonomi dunia dengan GDP 1,7 triliun dolar AS atau per kapita 11.240 dolar AS. Rusia juga merupakan kekuatan militer global.
"Dalam perdagangan, KBRI Moskow meneliti terdapat 21 jenis produk potensial yang dapat dijual di Rusia mulai dari pakaian, alas kaki, peralatan rumah tangga, sampai dengan barang-barang elektronik. Dari segi komoditi, kelapa sawit, teh, kopi, karet, coklat, buah tropis, produk perikanan, dan farmasi adalah jalan masuk bagi produk Indonesia ke pasar Rusia," kata Tavares.
Selain itu, wisatawan Rusia juga tidak sedikit yang berkunjung ke Indonesia. Pada 2019, kunjungan wisman Rusia ke Indonesia mencapai 158.943 orang dengan rata-rata menghabiskan 2.000 dolar AS dengan jangka waktu kunjungan selama dua pekan di tujuan wisata.
Berkaca pada dinamika hubungan bilateral yang ada, Tavares optimis bahwa pembentukan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' dapat turut mendongkrak peningkatan kerjasama kedua negara. “Dengan Rusia, saat ini baru Jakarta dan Moskow yang memiliki kerja sama kota kembar, diharapkan Kota Magelang menjadi yang kedua untuk dapat berkerja sama dengan Kota Tula,” ujar Dubes Tavares saat mengakhiri Kuliah Umum.
Sebelumnya, kuliah umum ini dibuka dengan sambutan Walikota Magelang dr Muchamad Nur Aziz dan Rektor Universitas Tidar Profesor Dr Mukh Arifin. Menyambut gagasan Kota Mantul, Nur Aziz berharap, Kedutaan Besar RI di Moskow terus memfasilitasi terwujudnya kerja sama kedua kota tersebut.
“Dengan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' diharapkan kota Magelang dapat mewujudkan visi sebagai kota yang maju, sehat dan bahagia” ujar Nur Aziz.
Sedangkan Mukh Arifin menyampaikan harapan agar kerja sama internasional akan membuat Universitas Tidar menjadi universitas unggul dalam bidang kewirausahaan berbasis sumberdaya dan kearifan lokal. “Rintisan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' ini sangat strategis dalam rangka membuka peluang generasi muda menjalin kerjasama dengan negara lain,” katanya..
Kuliah Umum dihadiri 1.350 orang peserta yang mengikuti melalui platfom online konferensi video Zoom dan 500 orang peserta melalui live streaming pada channel Youtube Universitas Tidar.
Para peserta kuliah umum adalah mahasiswa dan civitas akademika Universitas Tidar, ASN pada kantor Pemerintah Kota Magelang, dan perwakilan berbagai unsur masyarakat kota Magelang.