REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Terjadi fenomena alam luar biasa atas kehendak dan keagungan Allah SWT pada Jumat (19/11), yaitu gerhana bulan terlama sepanjang abad ke-21 yang melewati dan bisa dilihat di seluruh wilayah Indonesia, prediksi memasuki umbra (kegelapan dan kemerahan) mulai pukul 14:18 WIB hingga 17:47 WIB.
Ketampakan bulan dalam keadaan gelap memerah dapat dilihat saat bulan mulai terbit di ufuk timur sebelum matahari terbenam di ufuk barat hingga Bulan memasuki fase samar-samar dengan mulai sedikit bercahaya redup pada saat gerhana berakhir pukul 19:03 WIB.
Kejadian ini diyakini oleh Umat Islam sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah SWT hingga dianjurkan untuk melakukan ibadah khusus. Rasulullah SAW Bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)
Melalui hadits di atas, dijelaskan bahwa kejadian gerhana bulan ataupun gerhana matahari merupakan gejala alam yang menunjukkan kuasa Allah SWT. Kejadian ini bukan merupakan petunjuk atas kematian atau kehidupan seseorang seperti yang dipercayai pada masa lampau.
Selain menganjurkan sholat sunah gerhana bulan, peristiwa ini membuat seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa. Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak doa saat peristiwa ini terjadi.
Baca juga: Sempat Kembali Ateis, Mualaf Adam Takjub Pembuktian Alquran
TIdak ada doa khusus untuk peristiwa ini, tapi beberapa ulama, seperti dilansir dari Elbalad menganjurkan beberapa doa sebagai berikut:
الحمد لله حمداً دائمًا طاهراً طيباً مباركاً فيه.. ملء السماوات وملء الأرض.. وملء ما بينهما.. وملء ما شئت من شيء بعد.. أحق ما قال العبد.. وكُلُنا لَكَ عبد
Latin: “Alhamdulillah hamdan daaiman toohiron thoyyiban mubarokan fiih. Mil’ussamawati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa baina huma, wa mil’u maa syi’ta min syai’in ba’du. Ahaqqo maa qoolal abdu, wa kunna laka abdun.”
Artinya: “Segala puji bagi Allah, pujian murni, baik dan diberkati-Nya. Yang memenuhi langit dan memenuhi bumi dan memenuhi apa yang ada di antara mereka dan mengisi apa pun yang Anda inginkan. (Dia) yang paling berhak memanggil hamba dan kami semua adalah hamba.”