REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA – Ribuan pengungsi Suriah yang menuju Uni Eropa terdampar di sepanjang perbatasan Belarus dan Polandia. Masuknya musim dingin ini, membuat keselamatan mereka terancam.
Dilansir dari The National News, Jumat (19/11), seorang anak laki-laki Suriah, berusia 1 tahun dikabarkan meninggal dunia di hutan di sekitar perbatasan. Hal tersebut dilaporkan oleh badan bantuan Polandia.
Tim Medis Darurat Polandia, sebuah kelompok yang beroperasi di zona bencana dunia, mengatakan anak itu bersama orang tuanya ketika dia meninggal pada Kamis kemarin.
Menurut Badan Amal tersebut, jumlah pasti korban tewas dari para migran di perbatasan sulit untuk dihitung, karena aksesnya yang terbatas bagi jurnalis dan kelompok kemanusiaan.
Kelompok itu mengatakan anak itu meninggal pada Kamis pagi setelah anggotanya menemukan keluarga itu menderita dehidrasi.
“Sekitar pukul 2.26 pagi kami menerima laporan bahwa setidaknya satu orang membutuhkan bantuan medis,” cuit badan amal itu.
“Saat kami tiba di lokasi, ternyata tiga orang mengalami luka-luka. Mereka telah berada di hutan selama 1,5 bulan," jelasnya.
Seorang laki-laki menderita luka robek pada bagian lengannya dan seorang wanita memiliki luka tusuk di kaki bagian bawah. Sedangkan anak mereka yang berumur satu tahun meninggal di hutan.
Kelompok ini memberikan bantuan kemanusiaan, pembangunan, dan medis di seluruh dunia, termasuk setelah gempa bumi dan di daerah-daerah yang memiliki keahlian medis terbatas.
Krisis kemanusiaan telah memanas di perbatasan Polandia-Belarusia selama seminggu terakhir.
Polandia dan Uni Eropa menuduh Belarus memicu kekacauan perbatasan dengan mengirim lebih banyak migran ke perbatasan sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan terhadap Minsk, ibu kota Belarus.
Warsawa telah mendorong mundur ribuan pencari suaka yang mendekati perbatasannya setelah mengesahkan undang-undang baru pada pertengahan Oktober, bertentangan dengan hukum dan konvensi internasional.
Sekitar 20 ribu polisi perbatasan telah dikirim ke perbatasan Polandia dan permohonan bantuan telah disampaikan ke Inggris, Uni Eropa, dan NATO.
Polandia pada September memberlakukan keadaan darurat di perbatasan. Wartawan, lembaga bantuan, dan bahkan petugas medis sukarela dilarang memasuki penyangga sepanjang tiga kilometer itu.
Ratusan migran Irak diterbangkan pulang dari Belarus pada Kamis setelah gagal melintasi perbatasan ke Uni Eropa. Penumpang dalam penerbangan repatriasi menceritakan tentang keadaan mengerikan di perbatasan tetapi beberapa mengatakan mereka akan mencoba lagi untuk mencapai Uni Eropa.
Sumber: thenationalnews