REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Tingkat pembunuhan di Kanada tahun lalu naik ke level tertinggi sejak 2005. Menurut Statistics Canada (Statscan), kondisi ini sebagian didorong oleh penembakan massal terburuk di negara itu yang menewaskan 22 orang.
Statscan juga mencatat tekanan sosial yang katanya disebabkan oleh karantina wilayah (lockdown) pandemi Covid-19 menjadi penyebab lonjakan. Polisi Kanada melaporkan 743 pembunuhan pada 2020, naik dari 687 pada 2019.
Tingkat pembunuhan meningkat menjadi 1,95 per 100 ribu orang, tertinggi dalam 15 tahun, dari 1,83 per 100 ribu orang pada 2019. Tingkat pembunuhan di Kanada secara bertahap menurun sejak puncak terakhir pada 1991 dari 2,69 pembunuhan per 100 ribu penduduk.
"Sementara pembunuhan terus menjadi kejadian yang relatif jarang, mewakili kurang dari 0,2 persen dari semua kejahatan kekerasan di Kanada pada 2020, tingkat pembunuhan dianggap sebagai tolok ukur tingkat kekerasan," kata Statscan dalam sebuah komentar.
Sebagai perbandingan, menurut data FBI tingkat pembunuhan Amerika Serikat secara keseluruhan pada 2020 adalah sekitar 6,5 pembunuhan per 100 ribu orang. Peningkatan Kanada didorong oleh lebih banyak pembunuhan di provinsi Alberta dan Nova Scotia. Gabriel Wortman membunuh 13 orang di Nova Scotia pada malam 18 April 2020 dan sembilan lainnya keesokan harinya sebelum polisi menembaknya hingga tewas.
"Jumlah dan tingkat pembunuhan yang tidak seperti biasanya untuk provinsi ini," kata Statscan merujuk pada peristiwa itu.
Sedangkan dua kota terpadat di Alberta, Calgary, dan Edmonton mencatat peningkatan besar. Masing-masing menyumbang 15 pembunuhan lebih banyak ke penghitungan nasional daripada 2019. Toronto, kota terbesar di Kanada, mengalami penurunan 22 persen dalam tingkat pembunuhan terkait senjata api dari 1,03 per 100 ribu.
Ada 15 pembunuhan terkait senjata api di Kanada tahun lalu dibandingkan dengan 2019. Sedangkan pembunuhan terkait geng menurun 10 persen pada periode yang sama.