Rabu 06 Dec 2023 16:33 WIB

Penembakan Massal di AS Tertinggi dalam Satu Tahun Sejak 2006

Akhir pekan kemarin AS diguncang dua penembakan massal.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Penembakan
Foto: Pixabay
Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu kurang dari 90 menit pada Ahad (3/12/2023) sore, dua panggilan 911 melaporkan penembakan massal di Texas dan Washington, yang mendorong negara tersebut mencapai tonggak sejarah yang mengerikan. Penembakan tersebut merupakan penembakan ke-37 dan ke-38 tahun ini yang menewaskan empat korban atau lebih, dan merupakan jumlah pembunuhan massal tertinggi dalam satu tahun sejak 2006.

Di Dallas, seorang pria berusia 21 tahun yang seharusnya mengenakan monitor pergelangan kaki karena tuduhan penyerangan sebelumnya masuk ke sebuah rumah dan menembak lima orang. Insiden ini menewaskan seorang balita dan tiga orang dewasa. Pelaku kemudian melarikan diri dengan mobil curian, dan menembak dirinya sendiri saat petugas patroli jalan raya mengejarnya. 

Baca Juga

Sementara di pinggiran Kota Vancouver, Washington, lima anggota keluarga meninggal dalam kejadian pembunuhan. Kematian terbaru menjadikan total kematian pada 2023 menjadi 197. Sembilan puluh satu orang terluka dalam peristiwa tersebut tetapi selamat.

Pembunuhan massal terbaru ini terjadi bukan di tempat umum melainkan di rumah-rumah pribadi. The Washington Post menyebut penembakan yang menewaskan empat orang, tidak termasuk pelaku penembakan, sebagai pembunuhan massal dengan senjata. Karena istilah penembakan massal tidak memiliki definisi universal.  Basis data yang digunakan The Post dikumpulkan oleh Associated Press, USA Today, dan Northeastern University dan dibuat pada 2006.