REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Penggemar Manchester United (MU) sejatinya berharap Zinedine Zidane, Brendan Rodgers atau Mauricio Pochettino sebagai pelatih MU selanjutnya. Ralf Rangnick justru yang diperkirakan akan menjadi pengganti Ole Gunnar Solskjaer.
Sebagai bapak dari filosofi permainan gegenpressing, Rangnick diperkirakan akan menerapkannya di MU. Pelatih asal Jerman itu dilaporkan setuju menjadi pelatih MU hingga akhir musim 2021/2022. Setelah itu, ia akan menjadi konsultan klub setidaknya selama dua tahun.
Fan MU tak perlu kecewa bukan Zidane, Rodgers, atau Pochettino yang akan menjadi pelatih MU melainkan Rangnick. Ada alasan mengapa fan tak perlu kecewa sebagaimana dilansir dari Marca, Sabtu (27/11). MU bisa seperti Liverpool di bawah asuhan Juergen Klopp.
Istilah gegenpressing diciptakan kembali pada 1990-an dan mengacu kepada gaya sepak bola dengan tekanan tinggi. Permainan ini mendorong pemain segera merebut bola ketika kehilangan bola.
Gegenpressing juga dikenal secara harfiah 'tekanan balik' dalam bahasa Jerman. Salah satu pelatih yang terkenal menggunakannya adalah Klopp.
Klopp mengubah Liverpool dari tim empat besar menjadi salah satu yang terbaik di dunia dengan gaya permainan yang ofensif serta garis pertahanan yang kuat. Hal tersebut membuat siapapun lawannya akan ketakutan.
Klopp mendorong lini depan berlari untuk menekan pertahanan lawan dan menutup pergerakan lawan. Pada dasarnya Klopp ingin melawan serangan balik.
Tetapi pencapaian Klopp tak lepas dari Rangnick. Klopp belajar dari Rangnick dalam hal teknik counter pressing. Dalam pengeaamannya mengelola tim Jerman seperti Schalke, Hoffenheim, dan RB Leipzig, Rangnick mampu menyempurnakan taktik gegenpressing.
Namun Rangnick mulai menghitung taktik yang digunakannya saat menghadapi Dynamo Kiev. Ia bahkan sampai menghitung pergerakan pemain lawan demi taktiknya berjalan. Saat itu, ia mengakui pertama kalinya menghadapi tim menekan bola secara sistematis.
"Saya telah bermain melawan tim profesional besar sebelumnya, dan tentu saja kami juga kalah dalam pertandingan itu. Tetapi mereka setidaknya memberi Anda sedikit ruang untuk bernapas, kesempatan untuk 'menginjak bola', seperti yang biasa kami katakan," jelas Rangnick.