Ahad 28 Nov 2021 08:44 WIB

Aplikasi Khusus Pelaporan Kekerasan Seksual Didorong

Perlu ada perluasan akses pelaporan kekerasan seksual dengan aplikasi khusus.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Kekerasan seksual (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kekerasan seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Unicef bersama Akatara Jurnalis Sahabat Anak (JSA) menyelenggarakan kegiatan selebrasi Hari Anak Sedunia dengan tema #DengarkanAnakMuda di Balai Pemuda, Surabaya (27/11). Kegiatan tersebut memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menyampaikan aspirasinya, khususnya di tengah suasana pandemi Covid-19

Rekomendasi yang disampaikan anak-anak di antaranya berharap kepada pemerintah untuk memberikan pendidikan parenting kepada orang tua dan calon orang tua serta memberikan pelatihan, fasilitas, dan modal berwirausaha untuk mengurangi angka Perkawinan Usia Anak (PUA). Mereka juga berharap pemerintah dapat memberikan penanganan khusus kepada pelaku dan korban kekerasan serta pelecehan seksual dan memperluas akses pelaporan dengan aplikasi khusus.

Baca Juga

”Kami juga berharap pemerintah mengoptimalkan pendataan, fasilitas penunjang hidup bagi anak yang ditinggal orang tuanya akibat Covid-19," ujar Neysa Christiana, dari Forum Anak Surabaya.

Anak-anak tersebut juga menuntut diberikannya pekerjaan bagi orang tua, serta beasiswa khusus kepada anak yang kurang mampu secara ekonomi untuk mengurangi angka putus sekolah, eksploitasi anak, dan anak terlantar. Anak-anak yang mengikuti kegiatan tersebut juga ingin ada teman curhat yang bisa memberikan saran di tengah masa pandemi Covid-19.

CFO Unicef Surabaya, Ermi Ndoen menjelaskan dalam memperingati hari anak internasional, setiap tahunnya anak-anak diberi kesempatan menyuarakan suara dan aspirasinya. Ia mengatakan, anak-anak tersebut adalah pemimpin masa depan. Karena itu penyampaian aspirasi dan suara anak-anak tersebut menjadi penting sebagai bekal mereka di masa depan.

Ermi mengatakan, saat pandemi Covid-19, anak-anak lebih banyak beraktivitas di rumah. Meskipun demikian bukan berarti mereka berhenti melahirkan kreativitas. Ermi memyatakan, anak-anak sangat optimististis dunia akan lebih baik setelah pandemi berakhir. Ermi pun berpesan agar anak-anak percaya bahwa suara mereka didengar. "Jangan takut menyuarakan hak-hakmu dan aspirasimu," ujar Ermi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement