Senin 29 Nov 2021 06:22 WIB

Jalan Setan Menyesatkan Manusia 

Jalan setan adalah tamak dan dari segi kemanusiaan.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Jalan Setan Menyesatkan Manusia. Foto: Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Jalan Setan Menyesatkan Manusia. Foto: Amalan terhindari dari perbuatan maksiat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Imam Al Ghazali dalam kitabnya Mukayathul Qulub menerangkan beberapa jenis jalan yang mudah dimasuki setan. Untuk itu umat manusia sebaiknya bersungguh-sungguh menjaga dan mengendalikannya segala sesuatu yang menjadi di jalan setan. 

"Kita sebaiknya bersungguh-sungguh menjaga dan mengendalikannya,"tulis Ibnu Hasan Bisri At-Turjani dalam bukunya Hamba-hamba yang Selamat dari Tipu Daya Musuhnya.

Baca Juga

Karena kata Ibnu Hasan Bisri At-Turjani jalan-jalan tersebut adalah tabiat manusia itu sendiri, sehingga kita sukar membedakan atau menghindari tipu dayanya. Apun sifat-sifat yang perlu diwaspadai dan perlu dikendalikan adalah sifat.

Marah dan menaruh kesenangan hawa nafsu, dengki dan rakus, kenyang, mencintai kemewahan dari perabot rumah tangga, pakaian, mode rumah. Jalan setan adalah tamak dan dari segi kemanusiaan.

"Tergesa-gesa dan menunda-nunda menyelesaikan urusan," katanya.

Lebih dari itu, setan juga mejadikan cinta terhadap kebendaan sebagai jalannya yaitu  uang, segala bentuk kekayaan dari segi harta benda. Kendaraan dan pertamanan dan perkebunan bakhil dan takut miskin. 

"Fanatik terhadap mazhab. Mengutamakan kesenangan pribadi, dan dendam terhadap lawan dan meremehkan lawan. Buruk sangka sesama muslim," katanya.

Ibnu Hasan Bisri mengatakan, marah merupakan bencana yang merusak akal, padahal setan amat mudah menerobos akal yang lemah.

"Kerap kali manusia marah, maka di situlah setan mempermainkannya seperti layaknya anak kecil mempermainkan bola," katanya.

Pernah sebagai kekasih Allah berkata kepada iblis "Perlihatkanlah kepada kami bagaimana kalian menguasai anak cucu adam mereka menjawab kami menjeratnya ketika marah dan gembira."

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement