REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kecintaan terhadap ilmu Imam Abu Hatim Ar-Razi patut diteladani. Dia kalau sudah belajar sampai lupa memanjakan badannya dengan makan-makanan yang berkuah.
Imam Abu Hatim Ar-Razi bercerita, suatu saat ia bersama rekannya berada di Mesir selama tujuh bulan tanpa makan-makanan berkuah.
"Karena kami sibuk belajar sehingga kami tidak ada waktu untuk memasak makanan yang berkuah," tulis Muhammad Yasir dalam bukunya 'Berjalan Jauah Mencari Ilmu'.
Ia menceritakan, siang hari ia sibuk mendatangi para guru untuk belajar sedangkan di malam harinya ia menyalin serta mempelajari kembali ilmu yang sudah dia dapat.
Pada suatu hari Abu Hatim dan sahabatnya mendatangi seorang Syekh. Ketika hampir sampai mereka mendapat kabar bahwa Syekh itu sedang sakit.
"Kemudian ia pulang dan melewati sebuah pasar," katanya.
Di sana Abu Hatim tertarik dengan ikan yang sedang dijajakan para penjual, dan mereka pun memutuskan untuk membelinya. Sesampainya di rumah ternyata waktu belajar di majelis ilmu untuk Syekh yang lain sudah tiba.
Sehingga, mereka langsung menuju ke sana dan meninggalkan ikan itu dengan harapan bisa memasaknya di lain waktu tetapi hingga tiga hari kemudian, ikan itu belum dimasak dan hampir busuk.
"Kami tidak sempat memasaknya karena kesibukan menuntut ilmu," katanya.
Lalu, ikan itu mereka makan dalam keadaan mentah karena tidak punya waktu untuk menggoreng. "Ilmu itu tidak akan bisa diraih dengan badan yang santai." kata Abu Hatim.