REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER --Cristiano Ronaldo langsung menuju terowongan usai Manchester United hanya bermain imbang 1-1 dengan Chelsea.
Ronaldo bahkan tidak menyapa atau menghampiri rekan setimnya. Suporter pun tidak disapanya, meski terus meneriakkan namanya. Mantan penyerang Real Madrid dan Juventus itu cenderung tidak peduli dengan suasana di sekitar stadion usai peluit panjang dibunyikan.
Namun kepergiannya dari Stamford Bridge dinilai sangat sinis, tak seperti biasanya. Hal itu tentu bukan karena kelelahan, mengingat ia hanya main selama 26 menit, setelah menggantikan Jadon Sancho pada babak kedua.
Kelesuan Ronaldo itu dianggap karena ia sadar, Ralf Rangnick akan mengisi posisi manajer, menggantikan Ole Gunnar Solskjaer.
CR7 mungkin harus terbiasa dengan situasi yang dialaminya di Chelsea kemarin. Kecuali Rangnick mengubah seluruh pendekatannya terhadap permainan, taktik dan formasi United.
Selama dilatih Solskjaer, Ronaldo hanya sekali dijadikan pemain cadangan, ketika melawan West Ham di Piala Liga Inggris. Terbaru, pelatih interim Michael Carrick merasa perlu melakukan penyegaran dalam starting line-up-nya, sehingga menjadikan Marcus Rashford dan Jadon Sadon sebagai starter.
''Saya pikir tiga pemain depan, Marcus, Jadon dan Bruno, melakukan pekerjaan yang baik untuk mengetahui kapan harus menekan dan kapan harus turun,'' kata Carrick setelah pertandingan, dikutip dari ESPN, Senin (29/11).
Di bawah Rangnick, MU akan lebih solid di lini tengah dan para penyerang diharapkan bermain dengan tekanan tinggi. Selain itu, para penyerang juga diminta untuk berada di garis terdepan dalam bertahan, sehingga mereka membutuhkan energi yang besar.
Di situlah letak masalah bagi Ronaldo. Pemain internasional Portugal itu memang memiliki banyak kemampuan, termasuk sebagai pencetak gol. Tapi di usianya yang sudah 36 tahun, Ronaldo dinilai sudah tidak punya lagi banyak energi ataupun rasa lapar untuk pekerjaan yang dibutuhkan oleh Rangnick dari para penyerangnya.
Pertanyaan besar yang harus dijawab Rangnick dengan cepat adalah apakah dia akan mengkompromikan filosofinya hanya untuk mengakomodasi pemain bintang. Bisa juga Ronaldo harus menerima peran yang berbeda, yang mungkin dia tidak sukai, salah satunya sebagai pemain pengganti yang bisa memberikan dampak signifikan.
Di sisi lain, Ronaldo tidak akan pernah puas menghabiskan lebih banyak waktu di bangku cadangan. Meski bulan Februari mendatang akan berusia 37 tahun, dia tetap menjadi pesepak bola yang memiliki hasrat bermain tinggi.
Meskipun Ronaldo disebut Carrick tidak protes dengan keputusannya saat melawan Chelsea. ''Saya telah mengobrol cukup baik dengan Ronaldo dan dia hebat,'' ungkapnya.
Rangnick akan mengawali perannya sebagai pelatih saat United menghadapi Arsenal di Old Trafford dan Crystal Palace pada tengah dan akhir pekan ini. Setelah Ronaldo tidak berbuat banyak dalam kekalahan atas Liverpool dan Manchester City, masuk akan untuk meninggalkan Ronaldo saat melawan Chelsea.
Carrick menegaskan kalau Rangnick tidak terlibat dalam keputusan mencadangkan Ronaldo saat melawan Chelsea. Tapi, terlepas dari minimnya peran saat melawan Liverpool dan City, Ronaldo tetap merupakan pencetak gol terbanyak United musim ini.
Ia sudah mengoleksi 10 gol di semua kompetisi, dua kali lebih banyak dari Fernandes (4) dan Greenwood (4), yang berada di urutan kedua daftar pencetak gol MU. Jadi, perencanaan ke depan tanpa Ronaldo akan menjadi pertaruhan bagi Rangnick.
Memang energi Ronaldo saat ini diklaim tidak mampu mengimbangi taktik Rangnick. Tapi kemampuannya mencetak gol juga akan menjadi pertimbangan tersendiri.
Ketika membeli Ronaldo dari Juventus, memang ada kekhawatiran Iblis Merah akan terlalu bergantung dengan pemain yang telah mencetak 799 gol selama karier di klub dan negara tersebut. Karena itu, menarik untuk dilihat apa yang akan dipertaruhkan Rangnick, menjalankan filosofinya atau mengakomodir Ronaldo.