REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Indonesia tidak hanya cukup mengandalkan sumber daya alam (SDA) dan bonus demografi, melainkan juga harus terus melakukan inovasi, eksosistem yang sehat, penguatan sumber daya manusia (SDM), serta research and development (RnD) atau penelitian dan pengembangan.
Erick tak ingin Indonesia terjebak pada pertumbuhan semu seperti yang dialami negara-negara di Amerika Latin. "Saya baca makalah yang sangat menarik oleh surat kabar (Jepang) Nikkei yang membandingkan situasi di Amerika Latin dengan sekarang yang terjadi di Asia," ujar Erick saat National Sugar Summit 2021 di Jakarta, Rabu (1/12).
Kala itu, ucap Erick, Amerika Latin diprediksi akan mengalami pertumbuhan luar biasa. Namun, ucap Erick, prediksi tersebut tidak terwujud lantaran tidak adanya komitmen bersama di negara-negara Amerika Latin.
"Akhirnya ketika bonus demografi terjadi, tidak ada invetasi baru, tidak membangun ekosistem yang sehat, pabrik yang modern, SDM tertinggal, dan tidak ada penguatan RnD, itu yang membuat Amerika Latin terus merosot," ucap Erick.
Erick menyampaikan, situasi Amerika Latin sangat mirip dengan Indonesia yang digadang-gadang akan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan terbaik di masa yang akan datang. BUMN, ucap Erick, harus menjadi garda terdepan agar memastikan sejumlah potensi domestik menjadi sumber pertumbuhan bagi Indonesia, bukan negara lain.
"BUMN harus jadi penyeimbang, bahkan harus berani intervensi agar pasar yang jadi kekuatan kita harus dipastikan untuk pertumbuhan ekonomi bangsa kita," ucap Erick.
Erick menilai hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin Indonesia kembali menjadi sentra pertumbuhan ekonomi bagi dunia, bukan hanya sekadar dimanfaatkan untuk pertumbuhan negara lain.