REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla (JK) diusulkan sejumlah pihak untuk maju sebagai calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Namun, JK tegas menolak hal tersebut. "Kalau NU kan harus ulama. Kalau saya kan bukan ulama. Iya, kurang pantas," kata JK di kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (2/12).
Sebelumnya, Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution mengusulkan JK untuk maju sebagai calon ketum PBNU. JK dinilai sangat mumpuni untuk memimpin organisasi umat Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Namun, Partai Demokrat lantas mengklarifikasi bahwa pernyataan usulan tersebut merupakan pendapat Syahrial pribadi, bukan pendapat partai secara institusi.
Sementara terkait dengan persiapan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung masih terus berjalan. Hal ini disampaikan Ketua OC Panitia Muktamar NU 34 KH Imam Aziz melalui konferensi pers daring pada Selasa (30/11).
"Kami panitia terus mempersiapkan muktamar. Persiapan infrastruktur masih berjalan di Lampung, salah satunya di Pondok Pesantren Darussa'adah. Penyelesaian kamar-kamar untuk tempat tidur, sanitasi dan kekuatan sinyal Wi-fi. Lalu membangun aula untuk acara yang akan dihadiri Presiden," kata Kiai Imam.
Berdasarkan skenario awal muktamar dipusatkan di tiga tempat. Untuk pembukaan muktamar direncanakan di Pesantren Darus Saadah. Dua tempat lainnya, di antaranya di UIN Raden Intan Lampung dan Universitas Malahayati.
"Ini membutuhkan effort luar biasa. Ini cara NU membesarkan pesantren harus menjadi benteng rahmatan lil alamin," kata dia.
Sementara itu, Konser Amal Koin Muktamar juga disiapkan menuju Muktamar ke-34 NU. Konser akan diselenggarakan di Balai Sarbini Jakarta pada 13 Desember 2021. Seluruh hasil penjualan tiket akan didonasikan untuk Muktamar ke-34 NU.
"Konser amal Koin Muktamar yang akan digelar pada 13 Desember 2021 mendatang di Balai Sarbini menjadi wadah penggalangan donasi dan partisipasi warga untuk mendukung terselenggaranya Muktamar ke-34 NU secara mandiri, berwibawa, dan bermartabat," kata Kiai Imam.
Kiai Imam mengatakan, muktamar menjadi forum tertinggi organisasi untuk merefleksikan perjalanan sebelumnya dan merencanakan tujuan ke depan, sekaligus momentum warga Nahdliyin saling bersilaturahim secara nasional bahkan internasional. Muktamar milik bersama segenap warga Nahdliyin diberbagai pelosok negeri, bahkan dunia.