Jumat 03 Dec 2021 13:06 WIB

Cegah Omicron Merebak, Jerman Batasi Mobilitas Warga yang Tidak Vaksin

Kanselir Angela Merkel setuju langkah-langkah baru untuk menekan kasus Covid-19.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Martin Meissner/AP/picture alliance
Martin Meissner/AP/picture alliance

Mereka yang belum divaksinasi akan menghadapi pembatasan tambahan setelah para pemimpin Jerman mengadakan pembicaraan pada Kamis (02/12).

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Kanselir yang ditunjuk, Olaf Schols, dengan para pemimpin negara bagian menyetujui langkah-langkah baru untuk menekan lonjakan dramatis kasus harian virus corona.

Setiap orang yang tidak divaksinasi akan dilarang mengunjungi beberapa tempat, kecuali toko kebutuhan pangan dan apotek.

Peraturan baru dari pemerintah Jerman

Para pemimpin federal dan negara bagian menyetujui hal-hal berikut:

- Toko, restoran, museum, dan bioskop hanya boleh didatangi oleh orang yang sudah divaksinasi atau yang sudah pulih dari COVID-19

- Dilakukan tes tambahan untuk yang divaksinasi

- Bundestag (parlemen Jerman) akan memberlakukan vaksin wajib pada awal 2022

- Klub malam akan tutup, khususnya yang berlokasi di kawasan dengan tingkat insiden mencapai 350 kasus

- Langkah-langkah baru akan berlaku setelah disetujui oleh anggota parlemen, kemungkinan dalam beberapa hari mendatang

- Kapasitas stadion sepak bola hanya diizinkan maksimal 15.000 penonton

- Tempat olahraga dalam ruangan dibatasi maksimal 5.000 orang

- Pertemuan pribadi bagi yang tidak divaksinasi akan dibatasi untuk satu rumah tangga

- Wajib mengenakan masker di sekolah

Dengan varian Omicron yang meningkatkan kekhawatiran akan memburuknya situasi kritis di Jerman, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, jika saat ini "Situasinya sangat serius. Jumlah yang terinfeksi berada pada tingkat yang terlalu tinggi,”

Merkel akan meminta komite etika untuk merancang undang-undang vaksinasi wajib, di mana hal ini sempat menjadi perdebatan dengan Bundestag sejak awal tahun baru.

Scholz yang akan dikukuhkan sebagai kanselir baru Jerman pada pekan depan mengatakan, bahwa vaksinasi adalah, "Bagaimana kita keluar dari krisis ini,” dan "Jika kita memiliki tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, kita tidak akan membahasnya sekarang,”

Saat ini, tingkat vaksinasi di Jerman tidak sampai 69 persen dari jumlah penduduk dan menjadi salah satu tingkat vaksinasi terendah di Eropa Barat.

Ahli virologi mengatakan sebagain besar lonjakan kasus corona disebabkan resistensi vaksin dan skeptisme oleh sebagain besar masyarakat.

Bagaimana situasi pandemi di Jerman?

Tercatat, jumlah orang yang terinfeksi corona saat ini jauh lebih tinggi, sebanyak 74.000 kasus baru pada Kamis (02/12), sedangkan angka kematian jauh lebih rendah dibanding puncak musim dingin tahun lalu.

Kekhawatiran atas varian Omicron baru menjadi perhatian serius saat ini, setelah Jerman mengkonfirmasi adanya beberapa kasus. Para ilmuwan sedang bekerja untuk mengumpulkan data tentang bagaimana penularannya dan seberapa efektif vaksin melawannya.

Namun, ada tanda-tanda penularan bisa ditangani di Jerman karena tingkat kejadian selama tujuh hari di antara 100.00 penduduk mengalami tren penurunan selama tiga hari berturut-turut, di mana berdasarkan data terakhir Kamis (02/12) menjadi 439,2 kasus.

rw/ha (dpa, Reuters, AFP, AP)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement