Jumat 03 Dec 2021 13:32 WIB

Alarm Gedung Cyber 1 Disebut Berfungsi Baik

Manajer Gedung Cyber 1 tidak mengetahui mengapa ada korban yang bisa terjebak.

Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) saat melakukan proses evakuasi korban kebakaran di Gedung Cyber, Jakarta, Kamis (2/12). Sebanyak 22 unit mobil pemadam dan 100 personel dikerahkan untuk memadamkan api yang diduga akibat konsleting listrik dan sebanyak tiga orang menjadi korban, dua diantaranya dinyatakan meninggal. Republik/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) saat melakukan proses evakuasi korban kebakaran di Gedung Cyber, Jakarta, Kamis (2/12). Sebanyak 22 unit mobil pemadam dan 100 personel dikerahkan untuk memadamkan api yang diduga akibat konsleting listrik dan sebanyak tiga orang menjadi korban, dua diantaranya dinyatakan meninggal. Republik/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Pengelola Gedung Cyber 1 Jakarta Selatan Dwi Anggodo mengungkapkan sistem peringatan (alarm) berfungsi normal saat terjadi kebakaran kemarin. Kebakaran Gedung Cyber mengakibatkan dua orang meninggal.

"Iya (alarma berfungsi). Kita kemarin keluar karena alarm. Terutama gedung pengelola data seperti ini, itu safety-nya lebih ketat lagi keamanannya," kata Dwi, di Gedung Cyber 1 Mampang Jakarta Selatan, Jumat (3/12).

Baca Juga

Dwi juga tidak mengetahui secara detail kedua korban meninggal dunia yang saat itu bertugas dapat terjebak, padahal sistem peringatan kebakaran sudah berbunyi. "Saya sendiri kurang jelas kenapa kemarin mereka bisa terjebak di dalam karena seluruh karyawan kan sudah keluar. Mungkin mereka bingung, mereka tidak sadar ada alarm atau apa, mungkin seperti itu," ujar Dwi.

Di sisi lain, pengelola Gedung Cyber 1 akan mengevaluasi kondisi kaca yang tidak terbuka di dalam gedung tersebut. "Ini gedung IT ya, 99 persen tenant yang di sini adalah bergerak di bidang IT, data center, dan yang berkaitan dengan pengelolaan data lah. Dan di gedung ini terdapat 5 AIX pusat interkoneksi," ungkap Dwi.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan lantai dua Gedung Cyber 1 yang terbakar tidak memiliki jendela. Hal tersebut menyebabkan kepulan asap tidak bisa keluar saat ruang server di lantai dua terbakar.

"Tidak ada jendela, tertutup semua sehingga asapnya yang tidak bisa keluar dengan cepat sehingga menimbulkan asap yang luar biasa mengumpul," kata Riza ketika menyambangi lokasi kebakaran, Kamis (2/12) malam. Kondisi tersebut membuat beberapa karyawan di dalam sempat terjebak hingga akhirnya menimbulkan korban jiwa.

Karenanya, Riza beserta jajaran akan mengevaluasi terkait kelayakan fasilitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk mengantisipasi korban jiwa saat terjadi musibah atau kebakaran. Hasil evaluasi tersebut diharapkan bisa menjadi pembelajaran kepada seluruh pengelola gedung di DKI agar menyediakan fasilitas keselamatan yang layak.

"Kita akan teliti apa yang jadi penyebab semoga ke depan kita akan mengambil langkah langkah," tutur Riza.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement