REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Pengelola Gedung Cyber 1 Dwi Anggodo mengatakan, Gedung Cyber 1 sudah beroperasi seperti biasanya. Namun sampai saat ini masih terdapat sisa-sisa asap pasca kebakaran yang melanda Gedung Cyber 1 di Jalan Kuningan Barat, Mampang, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/12) siang WIB.
"Memang tidak nyaman, bau asap masih ada. Tetapi kantor selain yang terdampak lantai 2 itu sudah beroperasi normal," ujar Dwi Anggodo di Jakarta Selatan, Jumat (3/12).
Kendati demikian, kata Anggodo, kondisi di Gedung Cyber belum pulih total. Demikian juga fasitas di dalam belum sepenuhnya berfungsi normal. Salah satunya adalah lift yang sampai saat ini masih belum bisa digunakan. Sehingga para pegawai dan juga pengunjung terpaksa menggunakan tangga untuk sementara waktu.
"Jadi pakai tangga darurat tapi hari ini mudah-mudahan lift barang akan kita aktifkan," kata Anggodo.
Akibat insiden amukan si jago merah itu dua orang korban meninggal dunia. Kebarakan terjadi diduga akibat arus pendek. Kedua korban yang meregang nyawa bernama Seto Fachrudin masih berusia 17 tahun dan satunya bernama Muhammad Redzuan Khadafi berusia 18 tahun.
Menurut Humas Gulkarmat DKI Jakarta, Mulat Wijayanto, kedua korban meninggal karena terlalu banyak menghirup asap. Kedua korban meninggal dalam keadaan gosong, akibat kepulan asap panas. "Yang usia 18 tahun meninggal di lokasi, yang satunya lagi meninggal ketikan dibawa ke RSUD Mampang," ujar Mulat saat dikonfirmasi, Kamis (2/12).
Kedua korban meninggal, kata Mulat, merupakan karyawan dari PT Abinawa yang melakukan kunjungan ke Gedung Cyber 1. Jika berdasarkan kartu tanda penduduknya, Seto beralamat di Gang Anggrek Gas Alam, kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Kemudian Redzuan beralamat di KP Tipar, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Sementara satu korban lainnya bernama Bagus berusia 20 tahun.