Perajin Ika Dewi mengeringkan aksesori pakaian dari olahan tepung maizena (clay) buatannya di rumah produksi Moms Clay, Malang, Jawa Timur, Jumat (3/12/2021). Menurut pengrajin, mereka bisa mengekspor sedikitnya 5.000 buah aksesori per bulan ke Amerika Serikat, Australia, dan Eropa dengan harga 8 USD hingga 24 USD per lusin (FOTO : ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Seorang pengrajin, Ika Dewi, mengeringkan aksesori pakaian dari olahan tepung maizena (clay) buatannya di rumah produksi Moms Clay, Malang, Jawa Timur, Jumat (3/12/2021). Menurut pengrajin, mereka bisa mengekspor sedikitnya 5.000 buah aksesori per bulan ke Amerika Serikat, Australia, dan Eropa dengan harga 8 USD hingga 24 USD per lusin. (FOTO : ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Pengrajin Ika Dewi (tengah) bersama karyawannya membuat aksesori pakaian dari olahan tepung maizena (clay) di rumah produksi Moms Clay, Malang, Jawa Timur, Jumat (3/12/2021). Menurut pengrajin, mereka bisa mengekspor sedikitnya 5.000 buah aksesori per bulan ke Amerika Serikat, Australia, dan Eropa dengan harga 8 USD hingga 24 USD per lusin. (FOTO : ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Perajin Ika Dewi mengeringkan aksesori pakaian dari olahan tepung maizena (clay) buatannya di rumah produksi Moms Clay, Malang, Jawa Timur, Jumat (3/12/2021).
Menurut pengrajin, mereka bisa mengekspor sedikitnya 5.000 buah aksesori per bulan ke Amerika Serikat, Australia, dan Eropa dengan harga 8 USD hingga 24 USD per lusin
sumber : Antara
Advertisement