REPUBLIKA.CO.ID, WOLVERHAMPTON -- Upaya Wolverhampton Wanderers untuk terus bertahan melawan Liverpool dalam lanjutan Liga Primer Inggris, Sabtu (4/12), harus berakhir sia-sia. Wolves yang mampu menjaga gawang mereka selama 90 menit kebobolan pada injury time lewat gol Divock Origi di kandang sendiri, Stadion Molineux. Wolves kalah 0-1.
Pelatih Wolverhampton Wanderers Bruno Lage merasa kekalahan ini tidak adil buat pemainnya. "Saya frustrasi karena ketika saya melihat wajah para pemain saya, saya pikir mereka tidak pantas kalah. Lebih sulit untuk melihat wajah mereka di akhir daripada ketika kami kebobolan," kata Lage, dikutip dari Sky Sports, Ahad (5/12).
Ia mengungkapkan, kekalahan ini memiliki situasi yang sama seperti melawan Leeds United, di mana Wolves sudah unggul tapi kebobolan pada menit 94 sehingga skor jadi 1-1. Ia menyebut pemainnya sudah tampil sangat solid. Namun ia sadar kalau Wolves berhadapan dengan salah satu tim terbaik di dunia.
"Kami sangat solid. Saya bangga dengan semua orang. Saya sangat senang dengan pemain saya. Kami memiliki tim muda, pemain muda, mereka perlu mengalami semua momen permainan," ujarnya.
Ia menegaskan, Wolves akan melupakan kekalahan ini dan akan terus berjalan. Mereka tak lupa belajar dengan apa yang terjadi pada duel kontra Liverpool dan memperbaiki kekurangan pada laga selanjutnya.
“Hari ini kami melawan salah satu tim terbaik di dunia dan yang pasti pekan depan kami akan bermain lagi melawan salah satu tim terbaik di dunia. Kami akan terus berjalan," kata dia menegaskan.
Wolves berusaha menekan Liverpool dan berhasil mengganggu ritme mereka di sebagian besar pertandingan. Lage senang dengan bagaimana timnya beradaptasi secara taktis setelah sempat bingung pada awal laga.