Senin 06 Dec 2021 17:24 WIB

Perdagangan Senjata Global Melonjak Saat Pandemi Covid-19

Perusahaan AS terus mendominasi industri pertahanan.

Rep: rizky jaramaya/ Red: Hiru Muhammad
(Ilustrasi) F 35 menjadi salah satu pesawat tempur generasi ke-5 yang banyak diminati sejumlah negar di luar AS. Penjualan senjata global pada 2020, atau tepatnya di tengah pandemi Covid-19 mencapai rekor sebesar 531 miliar dolar AS.
Foto: dok lockheed martin
(Ilustrasi) F 35 menjadi salah satu pesawat tempur generasi ke-5 yang banyak diminati sejumlah negar di luar AS. Penjualan senjata global pada 2020, atau tepatnya di tengah pandemi Covid-19 mencapai rekor sebesar 531 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Penjualan senjata global pada 2020 atau tepatnya di tengah pandemi Covid-19 mencapai rekor sebesar 531 miliar dolar AS. Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) melaporkan, penjualan senjata oleh 100 perusahaan senjata terbesar di dunia meningkat 1,3 persen secara riil dibandingkan tahun sebelumnya.

Lembaga think tank Swedia tersebut mengatakan, 2020 menandai tahun keenam berturut-turut pertumbuhan penjualan oleh 100 perusahaan teratas. Mereka mencatat kenaikan penjualan ketika ekonomi global sedang menyusut. Penjualan keseluruhan mencapai 17 persen lebih tinggi dari 2015, ketika pertama kali perusahaan senjata Cina masuk dalam hitungan.

Baca Juga

“Raksasa industri sebagian besar terlindungi oleh permintaan pemerintah yang berkelanjutan untuk barang dan jasa militer,” ujar peneliti Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI Alexandra Marksteiner, dilansir Aljazirah, Senin (6/12).

Marksteiner mengatakan, pengeluaran militer di sebagian besar negara telah tumbuh. Bahkan, beberapa pemerintah mempercepat pembayaran ke industri senjata untuk mengurangi dampak krisis Covid-19.

Perusahaan-perusahaan AS terus mendominasi industri pertahanan. Mereka mencatat total penjualan 285 miliar dolar AS. AS masuk dalam daftar 41 perusahaan yang menyumbang sekitar 54 persen dari semua penjualan senjata di antara 100 perusahaan terbesar. Lima perusahaan pertahanan teratas berbasis di AS.

Sementara, penjualan senjata dari perusahaan-perusahaan top China diperkirakan mencapai 66,8 miliar dolar AS pada 2020. Penjualan senjata oleh perusahaan pertahanan Cina naik 1,5 persen daripada 2019. Perusahaan China menyumbang 13 persen dari total 100 penjualan senjata teratas.

"Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan senjata Cina telah mendapat manfaat dari program modernisasi militer negara itu dan fokus pada fusi militer-sipil. Mereka telah menjadi beberapa produsen teknologi militer paling maju di dunia," ujar peneliti senior SIPRI, Nan Tian.

Sementara, 26 perusahaan senjata Eropa menyumbang 21 persen dari total penjualan senjata atau 109 miliar dolar AS. Tujuh perusahaan Inggris mencatat penjualan senjata sebesar 37,5 miliar dolar AS pada 2020, atau naik 6,2 persen dibandingkan dengan 2019. Penjualan senjata oleh BAE Systems, yaitu satu-satunya perusahaan Eropa yang berada di peringkat 10 besar, meningkat sebesar 6,6 persen menjadi 24 miliar dolar AS.

Penjualan oleh perusahaan Prancis turun 7,7 persen di tengah penurunan pengiriman pesawat tempur Rafale yang diproduksi oleh Dassault. Pabrikan senjata Thales juga mengalami penurunan penjualan sebesar 5,8 persen, karena pandemi Covid-19. Perusahaan lain juga melaporkan gangguan rantai pasokan dan pengiriman yang tertunda.

Laporan SIPRI mengatakan, penjualan senjata Rusia turun untuk tahun ketiga berturut-turut. Total penjualan sembilan perusahaan Rusia yang berada di peringkat 100 teratas turun dari 28,2 miliar dolar AS pada 2019, menjadi 26,4 miliar dolar AS pada 2020. Perusahaan Rusia menyumbang 5 persen dari total penjualan senjata dari 100 perusahaan teratas.

Sementara, negara-negara lain yang masuk dalam jajaran top 100 perusahaan pertahanan teratas adalah Israel, Jepang, India, dan Korea Selatan.  Penjualan senjata di empat perusahaan Korea Selatan tumbuh 4,6 persen dari 2019, menjadi 6,5 miliar dolar AS. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement