Rabu 08 Dec 2021 10:47 WIB

Tim SAR Masih Terus Cari 16 Korban Erupsi Semeru yang Hilang

Bupati Lumajang menyatakan, total 35 orang dikabarkan meninggal dunia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian terhadap 16 dari 43 korban yang hilang akibat bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim). "16 korban masih dalam proses pencarian dan sekarang masih diidentifikasi tim evakuasi," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq di Kabupaten Lumajang, Rabu (8/12).

Thoriqul bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersilaturahim dan menyapa para relawan yang membantu penanganan bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di posko tanggap darurat yang berada di kantor Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12) malam WIB.

Baca Juga

"Kami masih melakukan proses pencarian pada kedalaman satu meter dari awan panas guguran dan apabila proses pencarian dilakukan lebih dari 10 meter, maka hal itu masih berisiko tinggi bagi tim evakuasi," tutur Thoriq.

Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengatakan, saat ini total korban yang mengalami luka-luka tercatat sebanyak 120 orang. Di antaranya, sebanyak 82 korban mengalami luka ringan atau rawat jalan dan 38 orang mengalami luka berat, kemudian 35 orang dikabarkan meninggal dunia.

"Dari sekian korban baik yang mengalami luka ringan maupun berat masih dilakukan perawatan di rumah sakit Lumajang maupun beberapa rumah sakit rujukan," katanya.

Gubernur Khofifah Indar Parawansa meminta para relawan untuk ikut membantu melakukan pemetaan terkait berbagai permasalahan untuk meningkatkan kualitas layanan pengungsi, terutama bagi para pengungsi yang masuk kategori ibu hamil, difabel, anak kecil, dan lansia.

"Tolong dibantu pemetaan bagaimana di area pengungsian itu memungkinkan anak-anak tinggal lebih nyaman. Untuk lokasi anak-anak bisa dibantu komunikasikan dengan pengelola pengungsian termasuk untuk lansia, ibu hamil dan difabel," kata Khofifah.

Dia menuturkan, makanan anak-anak harus disiapkan tersendiri apalagi yang masih bayi atau balita, karena di dapur umum seringkali masak makanan untuk orang dewasa. Kepada para relawan yang berasal dari berbagai organisasi dan daerah di seluruh Indonesia tersebut, Khofifah menyampaikan apresiasinya para relawan hadir di Lumajang karena panggilan kemanusiaan.

Dia berharap, masa tanggap darurat 14 hari dapat selesai dan segala persoalan terkait pengungsian salah satunya tempat hunian sementara dapat segera terealisasikan. Hal itu mengingat masih terdapat beberapa lokasi dengan kategori rawan bencana dan berisiko tinggi agar sementara tidak ditempati lagi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement