REPUBLIKA.CO.ID, BATULAYAR -- Korban banjir di Batulayar Utara, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, membutuhkan pakaian bekas dan perlengkapan bayi mulai dari pampers hingga minyak kayu putih. Warga terpaksa tinggal di pengungsian setelah peristiwa banjir bandang dari Sungai Meninting yang terjadi pada Senin (6/12).
"Kami membutuhkan pakaian, walaupun bekas serta perlengkapan bayi dari pampers sampai minyak kayu putih," kata salah seorang pengungsi, Dewi, Rabu (8/12).
Selain itu, kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) pun tetap mengalami kekurangan. "Kami benar-benar membutuhkan, barang-barang kami habis diterjang banjir," kata Sukinah.
Sementara itu, warga bersama TNI dan polisi bahu membahu membersihkan lumpur sisa banjir, termasuk batang pohon dan bangunan rumah milik warga yang ambruk. Kegiatan pembersihan itu menurunkan buldozer, mengingat sampah sisa banjir masih memenuhi di area sisa banjir.
Sejumlah posko pengungsian banyak didirikan untuk membantu warga yang kehilangan rumahnya. Tentara Nasional Indonesia wilayah Komando Resor Militer 162/Wira Bhakti mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan korban banjir di Kabupaten Lombok Barat. Operasionalnya berjalan dengan mengerahkan Pengurus Dharma Pertiwi, gabungan para istri TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara, dari Persit Korem 162/WB, Jalasenastri Lanal Mataram dan Pia Ardhya Garini Lanud ZAM Rembiga.
Ketua Pengurus Dharma Pertiwi Koordiantor Cabang NTB Daerah J Kirana Rizal Ramdhani saat ditemui di dapur umum Bhayangkara Residence, Desa Ranjok, Selasa, mengatakan, ada tiga lokasi pendirian dapur umum korban banjir Kabupaten Lombok Barat. "Tiga lokasi itu ada di wilayah terdampak banjir, yaitu di Desa Ranjok dan Desa Sesela, Kecamatan Gunungsari, serta Desa Batulayar, Kecamatan Batulayar," kata Kirana yang juga merupakan Ketua Persatuan Istri Tentara (Persit) Koordinator Cabang Resor Militer 162/Wira Bhakti.
Istri Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani ini menjelaskan, dapur lapangan yang disiapkan oleh Korem 162/WB ini untuk memenuhi kebutuhan makan tiga kali sehari bagi warga terdampak banjir. Mulai makan pagi, makan siang dan makan malam.