REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi mengatakan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dapat mengambil manfaat dari lembaga-lembaga Islam bergengsi Mesir, pada Selasa (7/12). Lembaga tersebut dikatakan telah memiliki kredibilitas di tingkat regional dan internasional.
Hal ini disebut perlu dilakukan dengan tujuan menghadirkan dunia Islam kepada masyarakat internasional, sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang benar. Di sisi lain, sebagai sarana menolak ide-ide negatif yang disebarkan oleh organisasi dan entitas ekstremis dan teroris.
Menurut sebuah keterangan pers oleh kepresidenan Mesir, dilansir di Ahram, Rabu (8/12), El-Sisi membuat pernyataan ini saat melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal OKI Hussein Ibrahim Taha, di Kairo.
Dalam pertemuan itu, El-Sisi menekankan dukungan penuh Mesir untuk Taha dalam menjalankan misinya, dengan mempertimbangkan semua tantangan yang dihadapi dunia Islam di berbagai tingkatan.
Taha lantas mengulas beberapa rencana kerja OKI dalam pertemuan itu. Ia sempat mengungkapkan keinginannya untuk bertemu El-Sisi di awal masa jabatannya, untuk mendengar visi dan penilaiannya tentang semua isu yang berkaitan dengan dunia Islam.
Sekjen OKI ini juga menyampaikan apresiasinya atas upaya yang dilakukan Mesir, dalam meningkatkan solidaritas di antara negara-negara Islam dan mendukung peran organisasi tersebut.
Pertemuan tersebut sekaligus menjadi saksi dari tinjauan perkembangan beberapa krisis regional. Sekjen memuji upaya Mesir dalam mencapai penyelesaian politik untuk semua krisis di wilayah tersebut.
OKI merupakan organisasi internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan keanggotaan 57 negara di empat benua.
Didirikan pada 1969, organisasi ini dianggap sebagai suara kolektif dunia Muslim. OKI berusaha menjaga dan melindungi kepentingan dunia Muslim, dalam semangat mempromosikan perdamaian dan harmoni internasional di antara berbagai orang di dunia.
Sumber:
https://english.ahram.org.eg/News/445965.aspx