Kamis 09 Dec 2021 19:18 WIB

Kemunculan Varian Baru Lebih Banyak pada Kelompok Belum Divaksin

Satgas Covid-19 menilai tak semua negara memiliki akses setara terhadap vaksin.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menilai perlunya kesetaraan akses semua negara terhadap vaksin Covid-19. Sebab, vaksin berperan penting dalam pengendalian kasus Covid-19 secara global dan mencegah munculnya varian baru.

"Berbagai literatur termasuk publikasi Nielsen dan kawan-kawan pada matriks di awal Juli 2021 menyatakan bahwa terdapat variasi varian Covid-19 yang lebih banyak pada kelompok-kelompok yang belum divaksin," ujar Wiku dalam keterangan persnya secara daring, Kamis (9/12).

Baca Juga

Wiku mengatakan, dengan begitu, dapat disimpulkan vaksin dapat mencegah terbentuknya varian baru yang berpotensi kembali meningkatkan kasus Covid-19. Namun demikian, tidak semua negara memiliki akses yang setara terhadap vaksin.

"Meskipun pandemi terjadi di seluruh dunia, nyatanya hingga saat ini belum semua negara memiliki akses yang sama terhadap vaksin, obat dan alat kesehatan," ujarnya.

Apalagi, saat ini negara-negara di dunia juga tengah mengantisipasi hadirnya varian baru Covid-19 yakni varian Omicron yang telah menyebar di 57 negara. Jika akses vaksin ini tidak segera diatasi, maka varian baru ini akan berdampak luas dan kemungkinan juga bisa membentuk varian-varian baru lainnya.

"Indonesia dan dunia harus konsisten mengedepankan upaya upaya preventif dalam pengendalian pandemi khususnya kedisiplinan protokol kesehatan, pengendalian mobilitas, serta kesetaraan akses vaksin," kata Wiku.

"Munculnya Omicron seyogyanya menjadi pengingat bahwa pandemi merupakan tantangan global yang tidak akan selesai apabila hanya beberapa negara saja yang berhasil mengendalikan kasus," ujarnya lagi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement