REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Farah Noersativa
Empat studi independen menemukan, orang yang menerima dua dosis vaksin menghasilkan lebih sedikit antibodi penangkal varian omicron, dibandingkan mereka yang pernah terpapar varian lain. Hal itu menunjukkan, program vaksin saat ini mungkin menawarkan kekebalan yang lebih lemah terhadap omicron.
Hingga kini, omicron sudah menyebar setidaknya di 45 negara di dunia. Omicron disebut sebagai varian yang sangat menular, tetapi hanya memberikan gejala ringan.
Menurut laman Fortune, yang dilansir Kamis (9/12), studi tentang efektivitas vaksin terhadap varian omicron berasal dari studi 12 peserta di Afrika Selatan yang dilakukan Africa Health Research Institute di Durban. Para peneliti menemukan pengurangan 40 kali lipat dalam tingkat antibodi penetral yang diproduksi dari mereka dengan dua suntikan Pfizer-BioNTech. Hal ini membuat para peneliti menyarankan dosis ketiga yang bisa membantu melawan strain yang sangat bermutasi.
Kepala Penelitian di laboratorium Africa Health Research Institute, Alex Sihal, mengatakan, menurunnya tingkat kekebalan sebenarnya cukup kuat, hanya saja perlindungannya tidak lengkap. Suntikan booster Pfizer dan dua suntikan Pfizer dengan infeksi sebelumnya tampaknya memberikan jumlah kekebalan yang serupa.
Penelitian lain juga menemukan penurunan antibodi 40 kali lipat yang dikemukakan ahli virus asal Jerman, Sandra Ciesek. Ia sebelumnya memublikasikan penelitian tersebut di Twitter. Ciesek menulis di Twitter bahwa pengembangan suntikan booster menargetkan Omicron cukup masuk akal.
"Data yang ada tidak dapat menjelaskan, apakah mereka yang terinfeksi masih terlindungi dari kasus yang parah," kata Sihal.
Penurunan antibodi sampai 25 kali terhadap varian omicron juga ditemukan dari sebuah studi terpisah yang dilakukan di Institut Karolinska Stockholm. Namun, ada variasi besar di seluruh penelitian, yakni beberapa orang mengalami sedikit perubahan pada tingkat antibodi. Dengan menguji sampel darah dari 34 orang, para peneliti mencatat bahwa riwayat paparan sebelumnya adalah kunci efektivitas vaksin.
Masih ada lagi studi terbaru yang menemukan penurunan antibodi sekitar 25 kali terhadap omicron. Studi terbaru tersebut dilakukan pembuat obat Pfizer dan BioNTech. Perusahaan mencatat, studi menunjukkan dua dosis saja mungkin tidak cukup untuk melindungi terhadap infeksi varian baru.
Penelitian membuktikan, sampel darah dari orang-orang yang sudah satu bulan menerima suntikan booster menunjukkan antibodi penetral terhadap varian Omicron. Hal ini terbukti sebanding dengan tingkat antibodi terhadap jenis virus sebelumnya setelah dua dosis.