Selasa 14 Dec 2021 05:03 WIB

Imbauan Ketum Muhammadiyah Jelang Natal dan Tahun Baru

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan imbauan terkait Natal dan Tahun

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Imbauan Ketum Muhammadiyah Jelang Natal dan Tahun Baru - Suara Muhammadiyah
Imbauan Ketum Muhammadiyah Jelang Natal dan Tahun Baru - Suara Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah—Desember identik dengan libur panjang. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan imbauan terkait Natal dan Tahun Baru 2022 yang segera disongsong.

Sebagai aktivitas rutin setiap tahun, ia mendorong agar semua pihak, baik elit bangsa maupun masyarakat umum untuk terus waspada terhadap pandemi Covid-19 dan mengikuti protokol kesehatan.

Haedar mengatakan bahwa Covid-19 belum sepenuhnya berakhir. Meski angka indikator penanganan wabah terus menunjukkan perbaikan, semua pihak tetap harus waspada dan tidak boleh abai. Apalagi dengan munculnya varian baru Covid-19 Omicron, daya waspada harus lebih digalakkan lagi.

“Meskipun trennya landai tetapi dengan munculnya varian baru, tentu kita harus tetap seksama dan waspada serta tidak boleh abai dan lalai,” tutur Haedar Nashir (8/12/2021).

Selain regulasi yang dikeluarkan pemerintah, tentunya kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat untuk patuh dan taat protokol kesehatan sangat dibutuhkan. Jika belum bisa menjadi aktor garda depan menghalau laju pandemi, setidaknya tiap-tiap individu harus disiplin protokol kesehatan yang ketat agar mempercepat menyudahi wabah ini.

“Sumbangan dan sikap kita untuk menjaga protokol kesehatan yang tetap ketat ternyata telah berkontribusi pada turunnya pandemi, maka ketika nataru tiba dengan mengikuti kebijakan pemerintah, kita sesungguhnya juga telah berkontribusi untuk menjaga landainya pandemi bahkan pada ujung terakhir kita berharap bahwa pandemi ini dapat berakhir,” tutur Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.

Haedar mengingatkan bahwa berakhirnya pandemi juga tergantung pada sikap, pikiran, dan tindakan warga bangsa. Karenanya, pilihan yang paling bijak di masa pandemi terutama menjelang liburan panjang ini ialah mengurangi mobilitas sosial, menjauhi kerumunan, dan tetap disiplin protokol kesehatan secara ketat. “Telah dua tahun kita menjalani masa pandemi, maka jangan sampai di ujung perjalanan 2021 ini, semuanya lengah dan abai.”

“Jangan pernah kita lelah, jangan pernah, apalagi kita menyerah terhadap pandemi ini, semuanya berpulang kepada kita semua untuk menyatukan langkah agar dalam menghadapi nataru ini, kita juga harus tetap seksama, rasional, dan bangun kebersamaan agar kita bisa keluar dari pandemi ini,” imbau Haedar.

Haedar juga turut mengajak semua pihak menjadikan nataru sebagai momentum ikhtiar untuk selalu dekat kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, membangun relasi kemanusiaan yang menebar sikap peduli, empati, sekaligus juga kebersamaan antar kemanusiaan. Memasuki tahun 2022, mari susun target dan capaian masa depan dengan wawasan baru yang dilandasi semangat persatuan.

“Dalam memasuki tahun baru 2022 dan mengakhiri 2021, mari kita semua warga bangsa dan elit negeri untuk terlalu bermuhasabah, introspeksi, sekaligus juga menatap dan melangkah ke depan dengan langkah-langkah baru yang lebih baik, dengan pikiran dan orientasi tindakan yang lebih positif-konstruktif untuk membawa kehidupan kita menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih membawa pada kehidupan yang bermakna,” kata Haedar Nashir. (ppm/rbs)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement