REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanya berselang beberapa hari setelah Gunung Semeru meletus pada Sabtu, (4/12), Yayasan ACT bekerjasama dengan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), sigap menanggapi seruan kemanusiaan dari Jawa Timur. Inisiatif baik direspons positif dan didukung secara nyata oleh perusahaan fintech OctaFX.
Pialang International ini menyediakan lebih banyak sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pekerjaan di daerah yang terkena bencana. Slogan sederhana pun disusun untuk mengingat tujuan penting dari inisiatif ini : 'Mari meringankan penderitaan orang-orang yang terkena dampak letusan'.
Tim gabungan yang terdiri dari ACT, MRI, dan OctaFX segera melakukan pendistribusian sekitar 1.000 makanan siap saji melalui inisiatif Humanity Food Truck dan Humanity Food Bus guna membantu meringankan beban para korban terdampak letusan gunung semeru. Selain itu, dalam memberikan hal pelayanan kesehatan, ACT MRI dan OctaFx pun memberikan pelayanan berupa screening pemeriksaan kesehatan pasca bencana dan pemberian obat-obatan, tim berharap inisiatif layanan yang dilakukan ini dapat mencapai target minimal 300 orang terlayani dalam waktu dekat.
Selanjutnya, tim terus membantu evakuasi para korban, pendaftaran darurat data-data mereka, pembangunan posko bantuan, dan pendistribusian berbagai bantuan kepada mereka yang terkena dampak erupsi.
Lebih dari 5.000 penduduk telah terkena dampak bencana, sedangkan 2.000 terpaksa mengungsi ke salah satu dari 19 kamp darurat yang dibuka untuk peristiwa bencana alam yang tragis ini. Hingga berita ini ditulis, bencana alam yang terjadi Sabtu lalu menelan korban 22 orang, 56 orang luka-luka dan 22 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
"Di saat-saat seperti ini ketika bencana datang dengan cepat dan dengan cara yang tidak terduga, pelatihan, pengalaman, dan keterampilan kami untuk dapat mengatasinya diuji. Tanpa bantuan dan dukungan dari mitra kami, OctaFX dan MRI, kami tidak akan dapat menjangkau sebanyak mungkin orang yang terkena dampak dan memberi mereka bantuan yang mereka butuhkan dan dapat kami berikan. Tugas dan tanggung jawab yang kami lakukan saat ini masih belum 100% terpenuhi, tetapi kami sedang dalam proses untuk mengendalikan situasi disini,"kata Dani Ardissa selaku kordinator lapangan projek penanggulangan bencana semeru dan perwakilan manajemen ACT Foundation, dalam keterangan persnya, Ahad (12/12)
Beberapa wilayah di Jawa Timur masih diselimuti kabut tebal. Beberapa desa terkubur di bawah empat meter oleh puing dan abu vulkanik. Menurut beberapa sumber ilmiah yang mengetahui kasus ini, letusan Gunung Semeru dipicu oleh hujan lebat dan badai. Jika pernyataan ini benar dan terbukti faktual, prakiraan bencana yang sama dalam kurun waktu jangka pendek seperti ini akan sangat sulit terprediksi.