Senin 13 Dec 2021 14:28 WIB

Anosmia dan Ageusia tak Ada pada Gejala Omicron

Gejala anosmia dan ageusia tidak ditemukan pada pasien Omicron.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Gejala anosmia dan ageusia tidak ditemukan pada pasien Omicron (Foto: ilustrasi anosmia)
Foto: www.freepik.com.
Gejala anosmia dan ageusia tidak ditemukan pada pasien Omicron (Foto: ilustrasi anosmia)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal pandemi, Covid-19 telah terbukti menjadi virus yang menantang. Beberapa yang terinfeksi dapat mengalami satu atau kombinasi gejala, seperti kelelahan, demam, menggigil, batuk, nyeri otot, dan mual. Di sisi lain, sebagian orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala.

Namun, seiring perubahan virus, ternyata juga berdampak pada rangkaian gejala khas yang dapat ditimbulkannya, termasuk munculnya varian terbaru. Para pakar menyebutkan, jika satu tanda sebelumnya hilang dari rangkaian penyakit yang ada, kemungkinan orang tersebut terinfeksi Omicron.

Baca Juga

Meski demikian, penting untuk dicatat bahwa hingga kini studi klinis masih berlangsung untuk menilai Omicron dengan benar, termasuk mencari tahu gejala yang ditimbulkan. Namun, menurut informasi awal dari dokter di Afrika Selatan yang merawat pasien Omicron, hilangnya indera perasa dan penciuman menjadi gejala utama yang tak lagi ditemukan pada pasien Omicron.

Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan (SAMA) Angelique Coetzee, mengatakan kepada The Telegraph, sejauh ini kasus Omicron tampaknya muncul dengan gejala yang aneh tetapi ringan. Dia melaporkan bahwa tidak ada pasien yang menderita anosmia atau ageusia (istilah medis untuk kehilangan indera penciuman dan pengecapan) yang umum terjadi pada pasien yang terinfeksi varian sebelumnya.