REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni mengalami penurunan jumlah penumpang yang cukup drastis setelah terdampak pandemi. Meskipun begitu, Direktur Usaha Angkutan Penumpang Pelni, OM Sodikin mengatakan, saat ini penumpang kapal Pelni mulai mengalami peningkatan.
“Mulai September hingga Desember tahun ini mulai menggeliat (penumpang kapal Pelni,” kata Sodikin dalam konferensi video, Senin (13/12).
Sodikin mengakui, sejumlah kebijakan pembatasan selama pandemi Covid-19 tahun ini masih menggerus jumlah penumpang Pelni. Terlebih, adanya larangan mudik pada April-Mei 2021 dan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
“Dengan adanya kebijakan itu banyak pelabuhan yang ditutup dan keluar masuk penumpang,” ujar Sodikin.
Sodikin mengatakan, penurunan jumlah penumpang paling drastis pada Juni hingga Agustus 2021. Hanya saja, pada September 221, penumpang mulai kembali menunjukkan peningkatan.
“Mulai September sampai Desember, Covid-19 sudah turun sehingga kapal Pelni bisa beroperasi lagi dan mengangkut penumpang,” ujar Sodikin.
Sodikin memastikan, kondisi penumpang hingga akhir tahun ini masih bisa lancar. Dia memastikan, Pelni tetap menerapkan pengetatan protokol kesehatan meskipun PPKM Level 3 pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2021/2022 dibatalkan.
Sodikin mengatakan, pengetatan protokol kesehatan selama masa libur Nataru diperkirakan masih akan berdampak kepada jumlah penumpang. “Kami memprediksikan Nataru tahun ini ada penurunan dibandingkan 2020,” kata Sodikin.
Penurunan jumlah penumpang Pelni selama Nataru tahun ini dibandingkan periode yang sama 2020 bisa mencapai lima persen. Dia mengatakan, pada masa libur Nataru 2020, penumpang mencapai 259 ribu orang, namun tahun ini diperkirakan hanya 247 ribu penumpang.
“Itu prediksi kami saat nataru meskipun seluruh kapal beroperasi. Untuk angkutan penumpang ini akan kami sesuaikan dengan aturan pemerintah,” ujar Sodikin.