REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada 2021 ini mengirimkan 19 kepala keluarga dengan jumlah orang yang dikirim sebanyak 69 jiwa.
Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, para transmigran akan ditempatkan di Kabupaten Simeulue Provinsi nangroe Aceh Darussalam sebanyak 13 kepala keluarga (KK) dan ke Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 6 kepala keluarga (KK).
Pemberangkatan Transmigran akan dilakukan pada tanggal 14 Desember 2021 untuk pemberangkatan ke Dadahup, Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan pemberangkatan ke Kabupaten Simeulue Provinsi Nangroe Aceh Darussalam akan diberangkatkan dengan dua kloter. Yakni, kloter pada 16 Desember 2021 dan pada 18 Desember 2021. Seluruh keberangkatan dilakukan melalui jalur udara melalui Bandara Cengkareng, Tangerang.
"Minat bertransmigrasi ini sangat tinggi. Tapi kan yang harus kita kirimkan jangan asal-asalan harus ada pelatihan dan ini adalah orang-orang terpilih. Sehingga bisa menaikkan derajat kesejahteraannya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (13/12).
Menurutnya, program transmigrasi di Jabar hingga saat ini masih berjalan. Walaupun, di Jabar sebenarnya ada penurunan tingkat pengangguran 10,4 persen di tahun 2020-an. Hal ini, mengindikasikan ada penambahan 240.000 lapangan pekerjaan selama setahun.
"Tapi, kita upayakan terus lapangan kerja. Definisi perluasan lapangan kerja ini tidak hanya menambah lowongan pekerjaan yang ada di Jawa Barat. Tapi meluaskan mereka-mereka yang belum bekerja untuk memilih," katanya.
Salah satu program yang bisa dipilih, kata dia, adalah program transmigrasi di wilayah-wilayah Indonesia. Karena, berdasarkan evaluasi hasil transmigran Jawa Barat, anak-anaknya banyak yang sukses.
"Anak transmigran itu ada yang jadi anggota DPRD, ada yang jadi Direktur PDAM Jayapura kemarin di PON. Itu adalah buah dari keberhasilan orang tuanya sebagai transmigran ya mudah-mudahan ini jadi penyemangat," paparnya.
Emil menjelaskan, transmigran asal Jabar dikirim ke Aceh dan Kalimantan Tengah, berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala daerah yang siap dan langsung bisa dieksekusi dengan sosialisasi kepada calon transmigran.
"Dua itu yang dipilih bukan berarti hanya di situ ya. Tapi itu dipilih karena kesiapan infrastruktur birokrasi," katanya.
Sementara menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jabar Rachmat Taufik Garsadi, transmigran asal Jabar, banyak diminati di Indonesia. Daerah yang banyak meminta transmigran asal Jabar itu di antaranya, Kalimantan Tengah, Aceh, Sulawesi Tengah, dan lainnya.
"Banyak sekali yang meminta dan memang seharusnya di 2021 ini jatah kita dari kementerian 45 orang transmigran. Tapi dengan adanya pandemi refocusing hanya bisa memberangkatkan 19 KK. Karena 1 KK itu disiapkan anggaran cukup besar," katanya.
Taufik mengatakan, animo masyarakat Jabar untuk bertransmkgrasi bagus sekali. Di antaranya dari Cirebon, Bogor, dan Tasikmalaya. Para transmigran, memiliki kemampuan membetulkan radio, tape dan sebagainya.
"Kalau di sini gak begitu laku kan banyak saingan. Kalau di daerah transmigrasi mereka lihat enggak banyak saingan. Daripada di sini rumah tidak punya lahan garapan, jadi satu-satunya alternatif untuk bisa hidup lebih baik," paparnya.
Setelah di daerah transmigran, kata dia, semuanya akan mendapatkan jatah hidup selama tiga bulan. Taufik berharap, nantinya kehidupan masyarakat transmigran itu perekonomiannya akan meningkat.
Sebelum penempatan, kata dia, para transmigran telah mendapatkan pembekalan, baik softskill maupun hardskill. Pembekalan dan pelatihan telah dilaksanakan selama 7 hari mulai tanggal 8 November sampai dengan 14 November 2021.
Pola transmigrasi yang diterapkan di dua lokasi penempatan transmigrasi ini adalah pola pertanian. Lokasi transmigrasi memiliki karakteristik tanah lahan pertanian basah. Untuk Lahan Pekarangan (LP) dapat ditanami sayuran, serta Lahan Usaha (LU) untuk bercocok tanam.
Dilokasi penempatan, transmigran difasilitasi sandang (pakaian untuk digunakan dilapangan), pangan, papan (rumah tempat tinggal) juga jatah hidup sesuai waktu yang ditentukan berdasarkan MOU dengan daerah penempatan. Selain itu setiap keluarga transmigran akan mendapatkan bantuan uang kadedeuh dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan CSR dari PT Bank BJB senilai Rp.4.000.000.
Serta bantuan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk kelompok transmigran penempatan di kabupaten Simeulue 2 unit soundsystem wireless portable dan 1 unit genset, dan untuk kelompok transmigran penempatan di Kabupaten Kapuas mendapat bantuan 10 unit Handtractor dan 4 unit genset.