REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja impor barang sepanjang November 2021 mengalami lonjakan bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, lonjakan impor tersebut menunjukkan adanya tren pemulihan baik dari sisi daya beli masyarakat maupun kegiatan industrialisasi domestik.
Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan, nilai impor November 2021 tercatat sebesar 19,33 miliar dolar AS. Naik 18,62 persen secara bulanan (mtm) sekaligus melonjak 52,62 persen jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (yoy).
"Total impor maupun impor nonmigas menunjukkan peningkatan dari dua tahun sebelumnya," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (15/12).
Kendati impor meningkat, bukan berarti terdapat sinyal negatif terhadap perekonomian dalam negeri. Dilihat berdasarkan penggunaan barang, BPS mencatat impor barang konsumsi mencapai 2 miliar dolar AS, naik 25,89 persen mtm dan 53,84 persen yoy.
Adapun impor barang konsumsi yang mengalami kenaikan cukup tinggi yakni seperti produk sayuran dan buah-buahan serta produk farmasi. "Impor konsumsi yang naik mengindikasikan daya beli masyarakat semakin membaik," katanya menambahkan.
Sementara itu, nilai impor bahan baku tercatat tembus hingga 14,33 miliar dolar AS. Nilai itu meningkat 16,41 persen mtm dan 60,49 persen yoy. Sementara impor barang modal mengalami mencapai 3 miliar dolar AS. Margo mengatakan impor barang modal naik 25,17 persen mtm dan juga naik 23,09 persen yoy.
"Impor bahan baku dan barang modal ini menunjukkan sektor-sektor industri sudah meningkatkan kapasitas produksinya untuk lebih bagus lagi. Ini menunjukkan pemulihan ekonomi sudah mulai terjadi," kata Margo.
Apalagi, struk impor juga didominasi oleh impor bahan baku sebesar 74,14 persen dari total nilai impor. Kemudian diikuti barang modal 15,51 persen dan terakhir impor konsumsi 10,35 persen.