Kamis 16 Dec 2021 16:02 WIB

Varian Omicron dan Ketar-Ketir Liga Primer Inggris

Leicester bahkan sudah melaporkan sembilan pemain yang terpapar Covid-19.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Orang-orang melewati jam sibuk pagi hari di stasiun kereta Waterloo di London, Selasa, 14 Desember 2021. Mulai Senin di Inggris, orang-orang didesak untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan, dengan antrean panjang di pusat vaksinasi bagi orang-orang untuk dapatkan suntikan booster untuk melindungi diri mereka dari varian virus corona omicron.
Foto: AP/Matt Dunham
Orang-orang melewati jam sibuk pagi hari di stasiun kereta Waterloo di London, Selasa, 14 Desember 2021. Mulai Senin di Inggris, orang-orang didesak untuk bekerja dari rumah jika memungkinkan, dengan antrean panjang di pusat vaksinasi bagi orang-orang untuk dapatkan suntikan booster untuk melindungi diri mereka dari varian virus corona omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyelenggara Liga Primer Inggris kembali berhadapan dengan masalah serius. Masih seputar virus korona, kali ini varian baru bernama omicron membuat kompetisi kasta tertinggi Negeri Ratu Elizabeth itu perlahan berada di ujung tanduk. 

Pada Maret 2020 silam, Liga Primer tak mempunyai pilihan selain menunda gelaran kompetisi musim 2019/2020 selama kurang lebih tiga bulan. Setelah kembali bergulir pun, seluruh pertandingan berjalan tanpa kehadiran penonton. 

Baca Juga

Kompetisi lain seperti Euro 2020 pun terpaksa ditunda satu tahun. Begitu juga dengan hajatan olahraga akbar seperti Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.

Kini, hal serupa kembali ke permukaan karena beberapa pertandingan sudah ditunda. Laga pekan ke-17 yang mempertemukan Manchester United (MU) kontra Brentford pada Rabu (15/12) lalu terpaksa tidak berjalan sesuai rencana akibat pemain dan staf The Red Devils terpapar Covid-19.