Kamis 16 Dec 2021 14:29 WIB

Omicron 70 Kali Lebih Cepat Menular daripada Delta

Omicron SARS-CoV-2 menginfeksi dan berkembang biak 70 kali lebih cepat dari delta

Rep: Mgrol131/ Red: Gita Amanda
Varian Omicron (ilustrasi).
Foto: Republika
Varian Omicron (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Menurut sebuah studi terbaru, varian baru Covid-19 asal

Afrika Selatan, yakni Omicron dapat berkembang biak 70 kali lebih cepat daripada varian Delta di saluran udara manusia.

Baca Juga

Dilansir dari Alarabiya, tim peneliti dari Universitas Hong Kong membuat sebuah

pernyataan mutakhirnya. Melalui siaran pers, mereka mengatakan telah menemukan fakta bahwa Omicron SARS-CoV-2 menginfeksi dan berkembang biak 70 kali lebih cepat daripada varian Delta dan varian asli Covid-19.

Pergerakan yang cepat dari varian Omicron tersebut terjadi di bronkus manusia. Hal ini mungkin menjadi penjelasan mengapa Omicron tersebut dapat menular lebih cepat antarmanusia. Tingkat penggandaan yang jauh lebih tinggi juga dapat menjadi faktor pendorong cepat tersebarnya virus ini dari orang ke orang.

Para peneliti Hong Kong tersebut mencatat bahwa ketika Omicron sampai pada jaringan paru-paru, Ia mampu mereplikasi dirinya 10 kali lipat, tetapi lebih lambat daripada varian asli Covid-19. Sehingga tidak mengakibatkan penyakit yang sangat parah.

Namun Pemimpin ilmuwan dari para peneliti di Hong Kong, Dr. Michael Chan Chi-wai, menyampaikan bahwa tingkat keparahan penyakit tidak hanya berdasar pada replikasi virus. “Penting untuk dicatat bahwa tingkat keparahan penyakit pada manusia tidak hanya ditentukan oleh replikasi virus tetapi juga oleh respons imun inang terhadap infeksi,” kata Chan.

Ia juga mencatat bahwa tingkat infeksi yang tinggi kepada manusia dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah, meskipun virus ini kekurangan patogen. “Oleh karena itu, digabungkan dengan penelitian terbaru kami yang menunjukkan bahwa varian omicron sebagian dapat lolos dari kekebalan dari vaksin dan infeksi masa lalu, ancaman keseluruhan dari varian omicron kemungkinan akan sangat signifikan,” kata Chan.

Walaupun beberapa fakta telah didapati para peniliti Hong Kong, hasil penelitian ini belum dapat dipublikasikan kepada khalayak umum karena sedang dalam proses tinjauan sejawat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement