REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Romawi memiliki dua wilayah yang besar menjadi pusat kekuasaannya Barat dan Timur. Romawi Barat runtuh pada tahun 476 Masehi dan Romawi Baratnya runtuh seribu tahun setelah itu.
W.T Prabowo mengatakan, dari aspek militer, Romawi Timur memiliki organisasi militer terstruktur dan dan rantai komando yang begitu sistematis. Mereka merumuskan strategi dan taktik perang sendiri yang mereka susun dalam sebuah buku.
"Salah satunya adalah buku yang berjudul strategi yang ditulis oleh kaisar Mauricius," tulis W.T Prabowo dalam bukunya Benarkah Kaisar Heraklius Masuk Islam.
Buku karya Mauricius memiliki 12 Bab dan memaparkan karakter tempur musuh musuh imperium ini. Di antaranya bangsa Avar, Slavia, Persia, Turki dan lainnya.
"Hanya satu bangsa yang tidak tercantum di dalam buku itu yakni karakter tempur bangsa Arab," katanya.
Sebab kata W.T Prabowo, sebelumnya memang tidak pernah terjadi peperangan antara Romawi Timur dan bangsa Arab. Bahkan, bangsa Arab cenderung tidak dianggap sebagai ancaman bagi Romawi Timur, apalagi sampai melihatnya sebagai kekuatan yang dapat mengguncang Imperium Romawi Timur," katanya.
"Cara pengepungan, logistik, takti, infanteri dan kaveleri, serta pelatihan tentara termasuk yang dibahas dalam buku ini," katanya.
Karakterisitik Romawi Timur
Tradisi militeristik Romawi Timur banyak mengadopsi atau lebih tepatnya mewarisi Romawi Barat. Romawi Timur telah banyak mengalami peperangan berskala besar, misalnya saat melawan sejumlah bangsa di barat dan timur dengan rekor kemenangan yang gemilang.
"Baik di darat terlebih di laut," katanya.
Mereka telah melalui masa-masa sulit, baik yang berasal dari dalam maupun luar kerajaan. Heraklius dan para jenderalnya serta pasukan Romawi Timur telah banyak mengambil pelajaran dari pengalaman peperangan selama seperempat abad melawan Persia.
Ditambah dengan pengalaman dan teori perang di dalam buku manual perang strategikon, Romawi Timur telah menjadi imperium dengan kekuatan militer terkuat sekali pun sempat porak-poranda pasca perang berkepanjangan melawan Persia.
Organisasi militer Romawi Timur memiliki pembagian unit-unit tentara yang spesifik, mulai dari pengawal kaisar, pasukan penjaga benteng, pasukan infanteri reguler, pasukan penjaga perbatasan, kavaleri berat dan ringan, ke mana, serta unit pengapungan. Meski seluruh unsur itu terkadang tidak selalu ada dalam peperangan, Romawi Timur tidak pernah kekurangan pasukan bayaran khususnya dari Armenia.
"Sehingga kebutuhan akan tentara selalu terpenuhi meski terkadang hal tersebut berbuntut pada membengkaknya pengeluaran imperium," katanya.
Di atas semua itu, Romawi Timur telah mengalahkan Persia dengan telak, bukan saja memukul mundur pasukan-pasukan besar Persia yang dipimpin oleh para jenderal besar Persia, melainkan juga telah berhasil tiba di gerbang