Pramuka Sleman Lakukan Pengembaraan Akhir Tahun dengan Prokes Ketat
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Anggota Pramuka. | Foto: Antara/Asep Fathulrahman
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dewan Kerja Cabang (DKC) Pramuka Sleman, DIY, kembali melakukan Pengembaraan Akhir Tahun (Barata) 36. Digelar untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, nasionalisme, dan menambah keakraban sesama Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Cabang Sleman.
Barata XXXVI mengusung tema Jejak Manis Bumi Sembada pada 18-21 Desember 2021. Setiap hari melakukan pengembaraan, perkemahan, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang nanti akan memperebutkan trofi Bupati Sleman dan Tunggul Kejuaraan Barata.
Hari pertama dimulai dari Lapangan Pemda Sleman ke Lapangan Sendangsari. Melewati Pabrik Gula Beran, Stasiun KA Beran, Jembatan Pangukan, Pabrik Gula Cebongan, dan Pabrik Gula Sendangpitu. Hari kedua Lapangan Sendangsari ke Lapangan Sumberejo.
Melewati Selokan Van der Wijck dan bangunan cagar budaya Buk Renteng. Sedangkan, hari ketiga dari Lapangan Sumberejo ke Gedung Serba Guna Sleman melewati Pabrik Gula Medari dan Stasiun KA Medari yang dulunya menjadi jalur kereta-kereta tebu.
Diisi giat-giat prestasi mulai dari video dokumenter, sekrema, cerdas cermat, maskot, yel-yel, dhenok thole, pagelaran busana, pentas seni, jurnalistik, hasta karya, scout chef, dan tie dye. Ada pula bersih lingkungan dan penanaman bibit tanaman.
Untuk giat persaudaraan ada flashmob beksan nir corona, malam api unggun, dan malam wirapati di Sleman City Hall. Ketua Kwartir Cabang Sleman, Ery Widaryana mengatakan, tahun ini Barata hanya diikuti sekitar 19 pangkalan atau sekolah.
"Walaupun Barata tetap dilaksanakan tapi protokol kesehatan dijalankan secara ketat, dan nantinya pelaksanaan diatur bergelombang agar bisa menjaga jarak," kata Ery, Kamis (16/12).
Ketua DKC Sleman, Dias Oktri Raka Setiadi menuturkan, Barata pada era 70-80an sebenarnya justru diikuti pendekar-pendekar. Karenanya, perjalanannya banyak memutari Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, sampai Gunung Api Purba Nglanggeran.
Kemudian, pada era 90an baru Barata banyak diisi giat-giat prestasi dan lomba. Dari sana, muncul pula ndok gluduk yang menjadi kuliner khas Barata. Ini merupakan makanan berbahan ketela yang direbus, ditumbuk, dan dibulatkan lalu digoreng.
Barulah pada era 2010an Barata mulai mengarah kepada format seperti sekarang. Banyak diisi evaluasi dan eksibisi dari kegiatan-kegiatan Pramuka selama satu tahun. Yang berbeda, tahun ini Barata ditutup tidak di Lapangan Pemda Sleman. "Tapi tetap diisi pentas seni hiburan rakyat, tapi tetap terbatas dan disiarkan secara live streaming," ujar Dias.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman, Agung Armawanta menambahkan, tahun ini Pramuka sudah memiliki nomenklatur sendiri. Karenanya, Disdikpora akan pula memaksimalkan kehadiran nomenklatur untuk kegiatan-kegiatan Kwarcab Sleman. "Ke depannya, insya Allah Pramuka Sleman akan lebih kuat," katanya.