Sabtu 18 Dec 2021 06:30 WIB

Harga Emas Naik di Atas Level Psikologis karena Omicron dan Inflasi

Harga emas di pasar dunia naik sekitar 1,1 persen untuk minggu ini.

Red: Nidia Zuraya
Emas Batangan (ilustrasi)
Foto: mycitya
Emas Batangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas menguat sehingga kembali bertengger di atas level psikologis 1.800 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Jumat (17/12) atau Sabtu (18/12) pagi WIB. Ini merupakan kenaikan mingguan pertama dalam lima pekan terakhir karena kekhawatiran atas lonjakan Omicron dan inflasi yang panas mendorong investor beralih ke aset-aset safe-haven.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, naik 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi ditutup pada 1.804,90 dolar AS per ounce. Emas spot juga menguat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.802,12 dolar AS per ounce pada pukul 18.56 GMT. 

Baca Juga

Emas naik sekitar 1,1 persen untuk minggu ini. Sehari sebelumnya, Kamis (16/12), emas berjangka melonjak 33,7 dolar AS atau 1,91 persen menjadi 1.798,20 dolar AS setelah tergelincir 7,8 dolar AS atau 0,44 persen menjadi 1.764,50 dolar AS pada Rabu (15/12), dan jatuh 16 dolar AS atau 0,89 persen menjadi 1.772,30 dolar AS pada Selasa (14/12).

Ekuitas jatuh secara keseluruhan, tertekan oleh pergerseran ke sikap lebih hawkish oleh bank-bank sentral global yang ingin menjinakkan kenaikan tekanan harga dan risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh meningkatnya kasus Covid-19."Pertumbuhan akan melambat di kuartal berikutnya, dan ekuitas AS terkoreksi dari level tertingginya, sehingga tampaknya ada kepanikan dari ekuitas beralih ke aset safe-haven seperti emas dan perak," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.