REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah ﷻ menjaga Alquran dari kesalahan, di antara bentuk penjagaan tersebut adalah dengan menugaskan malaikat Jibril untuk melakukan pengulangan atau murajaah bacaan alquran Rasulullah ﷺ.
"Di waktu ulangan itu Rasulullah ﷺ disuruh mengulang memperdengarkan Alquran yang telah diturunkan," tulis Prof TM Hasbi Ashshiddiqi dan kawan-kawan dalam mukadimah "Sejarah Pemeliharaan Kemurniaan Alquran.”
Prof Hasbi menuliskan, di tahun beliau wafat ulangan itu diadakan Jibril dua kali. Nabi ﷺ sering pula mengadakan ulangan itu terhadap sahabat-sahabatnya, maka sahabat-sahabatnya itu, disuruh beliau membacakan Alquran itu dihadapannya, atau membetulkan hafalan atau bacaan.
"Ketika Nabi ﷺ wafat Alquran itu telah sempurna diturunkan dan telah dihafal oleh ribuan manusia, dan telah dituliskan semua ayat-ayatnya," katanya.
Ayat-ayatnya dalam satu surat telah disusun menurut tertib urut yang ditunjukkan sendiri oleh Nabi ﷺ. Mereka telah mendengar Alquran itu dari lisan Nabi ﷺ berkali-kali dalam sembahyang, saat pidato pidatonya beliau, ketika pelajaran pelajaran dan aktivitas lainnya bersama sahabat-sahabatnya. "Sebagaimana Nabi ﷺ sendiri pun telah mendengar pula dari mereka," katanya.
Artinya, kegiatan ini sebagai bentuk usaha Rasulullah ﷺ untuk menjaga Alquran yang telah diterimanya dan lalu dibaca, dihafal, ditulis, dan diamalkan umat generasi awal dari golongan para sahabat. "Pendeknya Alquran adalah dijaga dan dipelihara baik-baik," katanya.
Dan Nabi ﷺ telah menjalani suatu cara yang amat praktis untuk memelihara dan menyiarkan Alquran itu, sesuai dengan keadaan bangsa Arab di waktu itu.
Menurutnya, satu hal yang menarik perhatian, ialah ketika Nabi baru wafat, Alquran itu telah sempurna diturunkan di waktu Nabi ﷺ telah mendekati masanya untuk kembali ke hadirat Allah Yang Mahakuasa. "Hal ini bukanlah suatu kebetulan saja melainkan telah diatur Yang Maha-Esa," katanya.